Kebangkitan Kembali Linkin Park Diterpa Isu Kontroversi
Linkin Park
Foto: WikipediaMinggu lalu, Mike Shinoda, salah satu pendiri Linkin Park, berbicara di hadapan penonton yang penuh sesak di LA Forum. Penampilan ini merupakan penampilan Linkin Park untuk yang pertama kalinya setelah tujuh tahun tidak aktif.
"Ini bukan tentang menghapus masa lalu, ini tentang memulai bab baru ke depan," ucap Mike, dilansir dari The Independent, Kamis, (31/10).
Namun, 'comeback' yang sangat dinantikan ini dengan cepat memicu perdebatan dan kontroversi yang intens, mengingat sejarah band ini dan rasa kehilangan yang tragis dari vokalis ikonik mereka, Chester Bennington, yang meninggal karena bunuh diri pada tahun 2017 silam.
Linkin Park, yang terkenal karena telah berhasil membuat album bertajuk Hybrid Theory yang telah terjual lebih dari 32 juta kopi, selalu menjadi band yang erat kaitannya dengan tema perjuangan masalah pribadi dan kerentanan emosional. Lirik-lirik menyentuh yang dibuat Chester dengan penyampaian yang kuat menjadi bagian sentral dari identitas band ini.
Hal ini mencerminkan perjuangan pribadi Chester dengan trauma masa kecil, kecanduan, dan kesehatan mental yang dialaminya. Menggantikan sosok karismatik seperti Chester selalu menjadi tantangan, mirip dengan kesulitan yang dialami Queen setelah kehilangan Freddie Mercury.
Band ini telah memilih Emily Armstrong, vokalis Dead Sara, untuk bergabung dengan Shinoda sebagai co-frontperson. Meskipun penunjukan vokalis baru ini awalnya mendapat sambutan hangat, tidak sedikit juga dari para fans yang kemudian memberikan reaksi negatif karena hubungan-hubungannya dengan sosok kontroversial.
Secara khusus, dukungannya di masa lalu untuk Danny Masterson, mantan aktor yang dihukum karena pemerkosaan, telah menimbulkan keprihatinan. Meskipun Linkin Park melakukan audisi yang luas untuk menemukan orang yang tepat, banyak penggemar dan kritikus mempertanyakan keputusan untuk memasukkan Armstrong ke dalam warisan band.
Single baru bertajuk "The Emptiness Machine," yang menampilkan Armstrong, mendapatkan pujian dari beberapa kritikus. Kemampuannya untuk beralih antara nyanyian melodi dan teriakan yang mentah, mengingatkan pada gaya mendiang vokalis nya terdahulu. Penggemar mengungkapkan optimisme, menyebutnya sebagai yang pergantian yang layak untuk band.
Namun, saat berita tentang bergabungnya Armstrong menyebar, muncul protes signifikan. Jaime Bennington, putra Chester, secara publik mengutuk pilihan tersebut, menyatakan bahwa tindakan band terasa seperti menghapus warisan ayahnya. Unggahan bersemangatnya di Instagram berisi kritikan terhadap Shinoda karena mengkhianati kepercayaan penggemar dan keluarga, mendesak band untuk mengakui bobot dari keputusan mereka.
Ibu Chester, Susan Eubanks, juga menambah kompleksitas dengan menyatakan ketidakpuasannya dengan menyebut pilihan band sebagai "pengkhianatan." Ia mengklaim bahwa band sebelumnya telah menjanjikan untuk memberi tahu jika mereka berencana untuk reformasi, menunjukkan kurangnya transparansi. Pernyataannya mencerminkan perasaan Jaime, yang bersikeras bahwa keputusan band tampaknya meremehkan ingatan tentang Chester dan perjuangannya.
Kontroversi ini semakin meningkat dengan dukungan dari musisi lain. Cedric Bixler-Zavala, vokalis The Mars Volta, membagikan ketidaksetujuannya terhadap keterlibatan Armstrong, mengingatkan penggemar tentang hubungannya di masa lalu dengan Masterson.
Linkin Park dengan suasana yang tegang semakin dibuat rumit oleh sejarah seputar Scientology, terkait hubungan antara Masterson dan Armstrong. Tuduhan tentang penekanan gereja terhadap klaim penyalahgunaan hanya menambah pengawasan terhadap Armstrong.
Setelah reaksi negatif ini, Armstrong mencoba untuk memperjelas posisinya melalui pernyataan di media sosial. Ia menyatakan penyesalan atas keputusannya untuk mendukung Masterson selama persidangannya, mengatakan bahwa ia telah salah menilai situasi.
Armstrong menekankan bahwa ia tidak membenarkan bentuk penyalahgunaan apa pun dan mengerti dengan para korban. Meskipun segala upaya sudah dilakukan, namun bayang-bayang asosiasinya di masa lalu terus membayangi keberlangsungan babak baru dari Linkin Park.
Ditambah lagi, salah satu gitaris pendiri Linkin Park, yaitu Brad Delson, mengumumkan bahwa ia tidak akan bergabung dalam tur reuni dan memilih untuk berkontribusi di belakang layar. Keputusan ini semakin memicu spekulasi tentang arah band dan dinamika internal setelah kontroversi publik seperti ini.
Meskipun ada banyak kritik, beberapa orang di komunitas musik telah mendukung keputusan Linkin Park. Brent Smith dari Shinedown membela hak band untuk terus berkembang, mengakui bahwa sementara warisan Chester tidak dapat tergantikan, masih ada kerinduan akan keberadaan band dan apa yang mereka wakili. Ia mendorong penggemar untuk memberi kesempatan kepada Linkin Park untuk menghormati masa lalu mereka sambil membentuk jalan baru.
Saat Linkin Park memulai perjalanan baru menuju kebangkitan, jalan di depan penuh dengan rintangan. Menyeimbangkan warisan dan ciri khas dari Chester Bennington dengan realitas perubahan, membuat band ini menemukan diri mereka di persimpangan di mana setiap keputusan mendapatkan banyak masukan.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- AS Laporkan Kasus Flu Burung Pertama pada Anak
- Jonatan dan Sabar/Reza Tantang Unggulan Tuan Rumah di Semifinal China Masters 2024
- Christian Sugiono Bangun Luxury Glamping di Tepi Danau
- KKP Perkuat Kerja Sama Ekonomi Biru dengan Singapura
- Berkaus Hitam, Pasangan Dharma-Kun Kampanye Akbar di Lapangan Tabaci Kalideres, Jakarta Barat