Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kawasan Aglomerasi Saatnya Benar-benar Membatasi Rumah Tapak

Foto : koran jakarta/a widiyatmaka

Serbahijau -- Makin diperlukan hunian yang rindang nanhijau seperti ini guna menciptakan paru-paru kota sehingga udara tetap segar. Sayang, ada hunian yang menghabiskan lahan untuk rumah, tak ada oase.

A   A   A   Pengaturan Font

Padahal menurut prediksi Pinhome, permintaan rumah baru akhir tahun 2024 untuk Jabodetabek saja tumbuh tinggi, untuk bulanan saja dari November ke Desember 2023 tumbuh 27 persen! Di Tangerang Selatan (Tangsel) dan Kota Tangerang malah tumbuh 84 persen dan 41 persen secara kuartalan terakhir 2023..

Mau tinggal di mana anak cucu kelak? Apakah mereka juga tidak perlu bertanam, tempat rekreasi, dan lokasi konservasi? Semua ini memerlukan lahan juga. Maka, mau tidak mau, gerakan menekan pembangunan rumah tapak harus dimasifkan. Dengan demikian, opsi membangun hunian vertikal tak terelakkan.

Kota-kota besar dunia juga telah lama menghentikan pembangunan rumah tapak, sebagai ganti mereka membangun hunian ke atas. Ini pula opsi yang mesti diambil oleh para pengembang kawasan aglomerasi. Sebab berapa pun lahan yang tersedia, tak pernah akan cukup untuk membantun rumah tapak. Sebab permintaan hunian terus meningkat tiap tahun.

Yang Terbaik

Meski begitu, untuk memilih hunian vertikal tidaklah mudah atau jangan asal vertical. Calon pembeli harus benar-benar mampu memilih hunian vertikal yang terbaik. Lalu apa kriteria terbaik? Tentu untuk era sekarang harus ramah lingkungan yang ditandai dengan serba "green." Hijau lingkungannya, hijau alamnya, dan hijau pepohonannya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top