Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
HUT PDIP -- Pancasila dan Gotong Royong Harus Terus Diajarkan

Kaum Milenial Diajak Pelihara Semangat Toleransi

Foto : istimewa

Ketua Umum Banteng Muda Indonesia (BMI), Mochamad Herviano Widyatama

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Ketua Umum Banteng Muda Indonesia (BMI), Mochamad Herviano Widyatama, mengajak generasi muda untuk terus memelihara semangat toleransi di Indonesia.

"Saya menyerukan kepada generasi muda untuk menguatkan dan memelihara semangat toleransi," kata Vino, panggilan akrab Mochamad Herviano Widyatama, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (10/2).

Hal itu disampaikan Vino pada webinar BMI dalam rangkaian peringatan HUT Ke-49 PDI Perjuangan, Hari Raya Imlek, dan Hari Pers Nasional (HPN) 2022. "Megawati Soekarnoputri menetapkan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur nasional pada tahun 2002. Demikian pula peringatan hari besar nasional dapat dijadikan pelopor Indonesia dalam semangat bertoleransi," jelas Vino.

Sementara itu, Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristyanto, menyampaikan pesan melalui kutipan Bung Karno, yaitu bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter. Menurutnya, ini akan membuat Indonesia menjadi bangsa maju.

"Kepada para kader BMI untuk terus berdialektika lewat banyak membaca dan diskusi guna menghasilkan kepemimpinan intelektual dan membangun generasi muda sehingga menempatkan kepentingan bangsa di atas segalanya," pesan Hasto.

Kader PDI Perjuangan, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), melihat masih adanya fenomena intoleransi di tengah masyarakat. Menurutnya, semangat gotong royong dan Pancasila bisa diajarkan sebagai inspirasi generasi muda untuk membawa negara ke arah perubahan yang lebih baik.

"Kalau yang terjadi sebaliknya, justru terpecah belah dan mudah diadu domba dalam pusaran konflik horizontal. Ini pesan Bu Mega yang selalu saya ingat, bagaimana menegakkan toleransi dan menghidupkan Pancasila di tengah rakyat," kata Ahok.

Perkuat Toleransi

Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Wandy Tuturoong mengatakan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur (Kaltim) menguatkan komitmen inklusi dan toleransi di Indonesia.

"Pemindahan IKN ke wilayah Kaltim sudah sangat tepat mengingat keberagaman di sana sudah sejak lama terjadi. Artinya, wilayah ini adalah showcase (pameran) yang natural," kata Wandy.

Wandy menjelaskan berdasarkan dokumen kajian pemindahan IKN dari aspek sosial budaya yang dilakukan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas pada 2019, komposisi penduduk di Kaltim memang cukup beragam.

Komposisi penduduk di Kaltim, kata Wandy, adalah 30,2 persen atau 1.356.504 jiwa merupakan warga suku Jawa, Suku Bugis sebanyak 924.236 jiwa atau 20,6 persen.

Lalu, Suku Banjar 557.953 jiwa atau 12,4 persen, Suku Dayak sebanyak 417.006 jiwa atau 9,3 persen, dan Suku Kutai sebanyak 346,084 jiwa atau 7,7 persen.

"Jika melihat data itu, tantangan utama adalah bagaimana merawat keberagaman dan menjaga nilai-nilai toleransi dan etika publik. Nah, tantangan itulah yang akan dijawab dengan pemindahan IKN," kata Wandy.

Dia memastikan selain tata sosial dan toleransi, pemindahan IKN akan menjadi pameran atau showcase dalam transformasi lingkungan, kemajuan teknologi, pelayanan publik, termasuk kesehatan dan pendidikan yang berkualitas.

"Mumpung kita membangun dari nol di IKN, jadi jangan tanggung-tanggung. Semua gagasan terbaik harus diwujudkan dan semua tantangan besar menjadi negara maju harus diantisipasi," kata Wandy.

Sebelumnya, pada Mandiri Investment Forum 2022, Rabu (9/2), Presiden Joko Widodo menyampaikan program pembangunan IKN di Kalimantan Timur bagian penting dari berbagai transformasi.

IKN bernama Nusantara akan menjadi showcase transformasi di bidang lingkungan, cara kerja, basis ekonomi, teknologi, termasuk pelayanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas serta tata sosial yang penuh toleransi dan menjunjung tinggi etika publik.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara, Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top