Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 28 Sep 2019, 06:35 WIB

Katalog Bahasa Isyarat sebagai Sarung Tangan Penerjemah

Foto: ISTIMEWA

Alat serupa yang diciptakan untuk penyandang disabilitas termasuk penyandang tunawicara ini sudah banyak diciptakan. Hadirnya teknologi terbaru, mempermudah cara terapi bagi mereka.

Termasuk yang telah diciptakan mahasiswa asal Politeknik Batam ini. Sebelumnya tiga tahun lalu, tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) pun mengembangkan sebuah alat bantu yang sama diperuntukkan bagi penyandang tunawicara.

Dengan mengembangkan alat penerjemah bahasa isyarat, alat yang dikembangkan tim UGM ini bukan seperti botol kecil melainkan berbentuk sarung tangan yang memang berfungsi sebagai penerjemah dari bahasa isyarat.

"Alatnya berupa sarung tangan, jadi fungsinya itu menerjemahkan bahasa isyarat langsung menjadi bahasa verbal. Dan hal ini tentu saja sangat membantu orang sekitar untuk berkomunikasi dengan penyandang tuna wicara," kata Nindi Kusuma Ningrum, Ketua Tim Pengembang Alat Terapi UGM.

Bersama dengan kedua rekannya Faturahman Yudanto dan Lely Monalisa mengembangkan sarung tangan ini dan diberi nama SIGNLY, yang memiliki arti dari Sign Language Tranlator Synhronously.

Nindi menjelaskan, sarung tangan ini sudah di lengkapi dengan katalog bahasa isyarat masukan yang diambil dari American Sign Language, bahasa isyarat Indonesia serta beberapa kombinasi lima jari tangan.

Dalam teknologi yang diterapkan didalamnya, Nindi menjelaskan perangkat sarung tangan ini terdiri dari beberapa komponen seperti sarung tangan, smart phone dan komputer sebagai alat pemandu atau penerjemah.

Alat berbentuk sarung tangan bisa menerjemahkan bahasa isyarat langsung menjadi bahasa verbal. (FOTO/ISTIMEWA)

"Jadi didalam sarung tangan ini dipasangi alat berupa flek sensor yang berguna mendeteksi gerakan dan posisi jari," tuturnya. Dari gerakan tersebut akan mengeluarkan output berupa bahasa verbal tulis atau rangkaian huruf dan yang lebih membuat takjub, output tersebut bisa dikonversikan dalam bentuk suara. "Jadi orang yang tidak tahu bahasa isyarat dapat mengerti apa yang dikomunikasikan," tambahnya. Di sisi lain lawan bicara penyandang tunarungu dapat menjawab dengan bahasa sehari hari.

Apapun yang diucapkan secara otomatis dapat dikonversikan dalam bentuk verbal tulis dan dapat dibaca dengan mudah di layar desktop ataupun handphone. Baik alat terapi bicara maupun SIGNLY keduanya memang memiliki tujuan yang sama, yakni mempermudah para tunarungu dan tunawicara dalam berkomunikasi.

Meskipun komunikasi bahasa isyarat sulit dipahami awam. Namun dengan inovasi dari kedua alat ini tentu saja dapat membantu komunikasi antara bahasa isyarat dengan bahasa verbal.

"Mudah mudahan kedua prototipe masih sangat dimungkinkan dikembangkan lebih canggih. Kita berharap pengembangan kedepan dapat menambah fungsi berkelanjutan," ungkap Wibi. yun/E-6

Redaktur:

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.