Karier Rafael Nadal Berakhir
melambai tangan I Rafael Nadal dari Spanyol melambai tangan saat memberikan penghormatan atas karirnya di akhir pertandingan ganda perempat final antara Belanda dan Spanyol pada Final Piala Davis di arena Palacio de Deportes Jose Maria Martin Carpena.
Foto: JORGE GUERRERO / AFPMÁLAGA - Legenda tenis dunia Rafael Nadal resmi mengakhiri karir gemilangnya, Rabu (20/11) setelah Belanda menyingkirkan Spanyol di perempat final Davis Cup. Petenis berusia 38 tahun, pemilik 22 gelar Grand Slam, kalah di partai tunggal pertama. Meskipun Carlos Alcaraz berhasil menyamakan kedudukan lewat kemenangan di partai kedua, Belanda akhirnya memastikan kemenangan 2-1 melalui partai ganda penentu.
Nadal menyerah 6-4, 6-4 di tangan Botic van de Zandschulp di laga pembuka. Alcaraz menjaga asa Spanyol dengan kemenangan 7-6 (7/0), 6-3 atas Tallon Griekspoor. Di partai penentu, pasangan Van de Zandschulp dan Wesley Koolhof mengalahkan Alcaraz dan Marcel Granollers dengan skor 7-6 (7/4), 7-6 (7/3). Dia membawa Belanda ke semifinal untuk menghadapi Kanada atau Jerman.
Setelah berbulan-bulan absen akibat cedera dan belum bermain di laga resmi sejak Juli, partisipasi Nadal sempat diragukan. Namun, kapten tim Spanyol, David Ferrer, memastikan Nadal bermain di partai tunggal pertama. Tampil di hadapan lebih dari 10.000 penonton, Nadal tampak emosional saat lagu kebangsaan Spanyol dikumandangkan. Sorak-sorai “Rafa, Rafa” menggema di seluruh arena, menambah suasana haru.
“Penuh emosi. Saya sangat gugup karena ini mungkin pertandingan tunggal terakhir sebagai professional. Mendengar lagu kebangsaan untuk terakhir kalinya sebagai pemain profesional adalah momen yang sangat spesial,” ujar Nadal.
Sejak debutnya di Davis Cup pada 2004, Nadal telah memenangkan 29 dari 30 pertandingan tunggal sebelumnya. Namun, di laga ini, meski mendapatkan dukungan penuh dari publik tuan rumah, dia harus mengakui keunggulan lawannya.
Van de Zandschulp, peringkat 80 dunia, tampil solid dengan memanfaatkan lapangan indoor yang kurang ideal bagi Nadal, si “Raja Tanah Liat.” Pemain Belanda itu memaksa Nadal bertahan di sisi backhand dan mematahkan servisnya di gim kesembilan untuk merebut set pertama.
Di set kedua, Van de Zandschulp kembali mendominasi dengan mematahkan servis Nadal di gim pembuka. Nadal sempat menunjukkan semangat juangnya dengan mematahkan balik di gim keenam, membuat arena bergemuruh. Namun, saat gim kesepuluh, Nadal kembali melakukan kesalahan sendiri yang memberi Van de Zandschulp poin kemenangan.
Carlos Alcaraz, peringkat tiga dunia, melanjutkan perjuangan Spanyol dengan penampilan gemilang di partai kedua. “Saya melakukannya untuk Rafa,” ujar Alcaraz setelah mengalahkan Griekspoor dengan straight set.
Di laga ganda penentu, pasangan Spanyol Alcaraz dan Granollers memulai dengan baik tetapi gagal mempertahankan keunggulan di set pertama. Pasangan Belanda, Koolhof dan Van de Zandschulp, bermain gemilang, terutama di area net. Meski Spanyol sempat memimpin 2-1 di set kedua, Belanda segera menyamakan kedudukan melalui service winner silang dari Van de Zandschulp.
Tie-break kembali menjadi penentu, dan Belanda tampil lebih tenang untuk memastikan kemenangan, sekaligus menutup karir Nadal. Kekalahan ini menjadi akhir dari perjalanan panjang dan luar biasa Rafael Nadal di dunia tenis profesional. ben/AFP/G-1
Berita Trending
- 1 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 2 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 3 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 4 Sabtu, Harga Pangan Mayoritas Turun, Daging Sapi Rp131.990 per Kg
- 5 Desa-desa di Indonesia Diminta Kembangkan Potensi Lokal