Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa LTS

Kapal Tiongkok Berkerumun di Whitsun Reef

Foto : AFP/Philippine Coast Guard 

Kerumunan Kapal l Foto udara yang diabadikan Sabtu (2/12) dan dirilis oleh Penjaga Pantai Filipina pada Minggu (3/12) memperlihatkan kapal-kapal milisi Tiongkok berkerumun di Whitsun Reef  di LTS. Pada 2021, kapal-kapal Tiongkok juga berkerumun di terumbu karang sehingga memicu pertikaian diplomatik antara Manila dan Beijing.

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Filipina pada Minggu (3/12) mengatakan bahwa lebih dari 135 kapal Tiongkok terpantau sedang mengerumuni terumbu karang di lepas pantainya, dan menggambarkan meningkatnya kehadiran kapal-kapal tersebut sebagai hal yang mengkhawatirkan.

"Kapal-kapal Tiongkok itu tersebar di Julian Felipe Reef (Whitsun Reef) yang berbentuk bumerang, sekitar 320 kilometer sebelah barat Pulau Palawan," kata Penjaga Pantai Filipina.

Whitsun Reef berjarak lebih dari 1.000 kilometer dari daratan utama besar Tiongkok yang terdekat yaitu Pulau Hainan.

Sebelumnya pada 13 November lalu, Filipina mengatakan pihaknya menghitung ada 111 kapal milisi maritim Tiongkok. "Namun ketika penjaga pantai mengerahkan dua kapal patroli ke daerah tersebut pada Sabtu (2/12), jumlahnya meningkat menjadi lebih dari 135," kata Penjaga Pantai Filipina.

"Tidak ada tanggapan yang dilakukan terhadap tantangan radio yang dikeluarkan oleh Penjaga Pantai Filipina terhadap kapal-kapal milisi Tiongkok yang tersebar di Julian Felipe Reef," imbuh Penjaga Pantai Filipina.

Terkait laporan tersebut, pihak Kedutaan Besar Tiongkok di Manila belum mengeluarkan tanggapan apapun.

Dirikan Stasiun

Beijing mengklaim sebagian besar Laut Tiongkok Selatan (LTS), termasuk perairan dan pulau-pulau yang dekat dengan pantai negara tetangganya, dan telah mengabaikan keputusan pengadilan internasional yang menyatakan klaim Tiongkok tidak memiliki dasar hukum.

Beijing terus mengerahkan kapal-kapal untuk berpatroli dan telah membangun pulau-pulau buatan serta instalasi militer untuk memperkuat kehadirannya di perairan sengketa itu.

Pada tahun 2021, insiden serupa yang melibatkan lebih dari 200 kapal Tiongkok di terumbu karang memicu pertikaian diplomatik antara Manila dan Beijing. Pada saat itu, Manila bersikeras bahwa masuknya mereka ke zona ekonomi eksklusif Filipina adalah tindakan yang melanggar hukum. Namun Tiongkok bersikeras bahwa kapal-kapal tersebut adalah kapal penangkap ikan yang berlindung dari cuaca buruk dan diizinkan berada di sana.

Berkerumunnya kapal-kapal Tiongkok terjadi setelah pada Jumat (1/12) lalu Filipina mengumumkan bahwa mereka mendirikan stasiun penjaga pantai di pulau terbesar yang dikuasainya di LTS untuk meningkatkan pengawasan terhadap kapal-kapal Tiongkok.

Stasiun penjaga pantai akan dilengkapi dengan sistem canggih termasuk radar, komunikasi satelit, kamera pantai dan manajemen lalu lintas kapal, kata Penasihat Keamanan Nasional Eduardo Ano saat berkunjung ke Pulau Thitu.

Stasiun tersebut saat ini telah dibangun dan diharapkan dapat beroperasi awal tahun depan.AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top