Kampus Merdeka 2022 Segera Dibuka

JAKARTA - Kampus Merdeka sebagai kebijakan dan program unggulan Kemendikbudristek akan terus berlanjut pada tahun 2022. Program Kampus Merdeka diharapkan dapat meningkatkan pengalaman para mahasiswa di dunia kerja. Demikian disampaikan, Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek, Nizam, di Jakarta, Jumat (7/1).

"Kemendikbudristek masih terus berupaya memfasilitasi mahasiswa untuk mengikuti program tersebut melalui berbagai flagship," ujarnya. Dia menjelaskan, mahasiswa harus mendapat pengalaman di luar bangku kuliah dengan turun langsung ke lapangan.

Program Kampus Merdeka antara lain Kampus Mengajar, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), serta Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Dia berharap ke depan tiap kampus mampu memberikan secara penuh SKS bagi mahasiswa untuk mengikuti program Kampus Merdeka.

Nizam menyebut, program Kampus Merdeka merupakan sebuah upaya perubahan yang dapat dilakukan perguruan tinggi agar dapat mencapai kemajuan yang bersifat dinamis. Seluruh kampus diharapkan semakin yakin bahwa program ini menjadi terobosan zaman. Dia menekankan, program Kampus Merdeka di luar negeri baru dilaksanakan beberapa kampus ternama. Program ini dalam rangka menyongsong kemajuan yang butuh perubahan.

"Ke depan, kita harus keluar dari zona nyaman. Banyak yang harus ditinggalkan dan menuju unusual business dengan melakukan inovasi dan terobosan untuk menciptakan SDM unggul," katanya.

Proses Pendaftaran
Sementara itu, Ketua Project Management Officer Kampus Merdeka, Erwin Tobing, menyampaikan, dari empat program flagship Kampus Merdeka, respons mahasiswa cenderung positif. Untuk itu, Kemendikbudristek berkomitmen untuk menjaga keberlangsungan program Kampus Merdeka tahun 2022 dan akan merancang program yang belum ada pada tahun 2021.

Setidaknya terdapat empat program Kampus Merdeka tahun 2021 yang sudah sukses melaksanakan kegiatan belajar di luar kampus. Ada 300 ribu mahasiswa dari 2.100 perguruan tinggi mendaftar keempat program tersebut.

Erwin menjelaskan, ke depannya, langkah yang akan dilakukan pelaksana Kampus Merdeka meningkatkan kualitas serta daya tampung. Selain itu, perguruan tinggi diharapkan dapat menciptakan program Kampus Merdeka secara mandiri seperti diselenggarakan Kemendikbudrstek.