Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 15 Jun 2020, 06:30 WIB

'Kami Awasi secara Ketat Semua Pengelola Mal'

Foto: ANTARAFOTO

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kesiapan Pemda dan aparat dalam menerapkan protokol kesehatan saat pembukaan pusat perbelanjaan itu, Koran Jakarta mewawancarai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, di Jakarta, kemarin. Berikut petikannya.

Bagaimana persiapan Pemda DKI dalam menyambut pembukaan pusat perbelanjaan atau mal?

Pemprov sudah menetapkan bahwa pada tanggal 15 Juni pusat perbelanjaan bisa mulai beroperasi. Itu artinya, harus ada persiapan karena kita menyadari tiga bulan kegiatan berhenti itu karena alasan wabah penyakit. Maka pada saat beroperasi, dia harus beroperasi untuk tetap membuat pengunjung merasa aman. Ini beda kalau berhentinya karena krisis ekonomi, ini berhenti karena krisis kesehatan. Karena itu pada saat beroperasi, dia harus bisa berikan rasa aman kepada pengunjung dan kepada yang bekerja. Itu sebabnya protokol kesehatan harus dipatuhi.

Apa aja yang harus disiapkan pengelola mal?

Ada beberapa poin yang kami selalu terapkan dalam fase transisi. Pertama, kapasitas 50 persen, rumus 50 persen ini harus dipegang teguh oleh semua. Kemarin, saya saksikan ada simulasinya cara menghitung pengunjung ketika masuk mal, kemudian saat pengunjung masuk kafe, toko.

Lalu?

Kedua, memastikan ada jarak aman. Ini kita saksikan ada jarak aman. Ini diperlukan untuk memberikan guidance bagi pengunjung tahu batas-batas agar tetap terjaga jarak aman. Lalu, tentu saja cuci tangan dan menggunakan masker. Itu prinsip dasar yang harus diikuti. Karena pusat perbelanjaan punya desain yang berbeda, alur keluar-masuk berbeda, maka tiap pusat belanja menerjemahkan sesuai desain rancangannya.

Apakah pembukaan mal ini rentan kasus baru?

Kami percaya bila pengelola pusat perbelanjaan disiplin maka pengunjung akan ada rasa tenang. Kalau tenang maka kegiatan ekonomi bisa bergerak. Tapi bila pengelola mal tidak memberikan rasa aman, maka pengunjung tidak akan datang ke tempat yang berisiko. Hari ini kita pergi ke sebuah tempat atau tidak pergi ke sebuah tempat, itu ditentukan oleh risikonya. Nah, saya berharap pusat perbelanjaan menjadi tempat risiko penularan bisa dikendalikan.

Kabarnya ada beberapa yang dikecualikan?

Ada beberapa pengecualian nanti yang harus ditaati, yakni tempat bermain anak dan tempat permainan anak temporer belum boleh beroperasi. Yang kedua, tempat kebugaran atau fitness center juga belum boleh, bioskop juga belum, kemudian pameran, pagelaran juga belum bisa. Function hall juga belum bisa, resepsi, dan lain-lain belum bisa digunakan, kemudian juga beberapa ketentuan-ketentuan teknis yang nanti ada perinciannya.

Seyakin apa aturan itu akan diikuti semua pengelola mal di Jakarta?

Di Jakarta ada 80 pusat perbelanjaan, saya berharap asosiasi nanti memastikan bahwa 80 mal ini mengikuti contoh ini (Emporium Pluit Mall). Jadi, ini dijadikan patokan, termasuk eskalatornya tadi ada penandanya, mana boleh diinjak, mana eskalator yang harus diberi jeda. Begitu juga di lift. Begitu juga antrean menuju kamar kecil, menuju musala, semuanya diatur. Jadi, saat ini semua potensi pergerakan orang harus dikendalikan.

Bagaimana langkah Anda jika pengunjung mal nanti membeludak?

Jadi, di depan itu ada QR code di mana pengunjung harus scan, dihitung jumlahnya dan kami akan mengawasi para pengelola bila sampai ambang-batas jumlah pengunjung terlewati, akan ditegur. Bila ditegur dua kali tetap melanggar maka akan ditutup sementara sampai nanti detilnya diatur supaya apabila ada pengendalian yang baik. n peri irawan/P-4

Redaktur: Khairil Huda

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.