Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kaliningrad, Diduduki Jerman Direbut Russia

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Russia memiliki wilayah kecil yang terpisah dengan negara induk bernama Kaliningrad. Wilayah ini dulunya diduduki oleh orang-orang Prussia/Jerman dengan nama Konigsberg, sebelum Perang Dunia II merusak segalanya.

Russia memiliki wilayah berupa eksklave yang di Eropa yaitu Kaliningrad. Eksklave adalah wilayah suatu negara yang berada di dalam wilayah negara lain dan tidak bisa diakses secara langsung oleh suatu negara.
Tempat ini yang menghadap Laut Baltik di timur itu berbatasan dengan Polandia di selatan dan Lithuania di utara. Wilayah ini terpisah dari Russia sejauh 483 kilometer dengan kota terdekat di daratan induk.
Belakangan ini Russia mengecam Lithuania yang melakukan pembatasan pada transit kereta barang yang disetujui Uni Eropa (UE) ke Kaliningrad. Kementerian Luar Negeri Russia menuntut pencabutan segera pembatasan itu. Jika tidak, Russia akan mengambil tindakan tegas.
Pekan lalu, negara Baltik itu mengumumkan akan melarang transit kereta barang yang dikenakan sanksi UE dari daratan Russia ke Kaliningrad. Daftar barang tersebut mencakup batu bara, logam, bahan konstruksi, dan teknologi canggih.
Menurut Gubernur Kaliningrad, Anton Alikhanov, larangan tersebut akan mempengaruhi sekitar 50 persen dari semua impor. Hubungan antara Moskwa dan Lithuania serta negara tetangga Baltik seperti Latvia dan Estonia, memang telah memburuk selama bertahun-tahun.
Bagaimana Russia bisa memiliki tanah di situ? Dalam sejarahnya, Kaliningrad memang cukup kontroversial karena wilayah itu dulunya dihuni oleh orang Prussia/Jerman dengan nama Konigsberg, sementara orang Polandia menyebutnya dengan Krolewiec.
Sekarang Kaliningrad berada di bawah kendali Republik Russia. Wilayah ini dijadikan direbut untuk menghukum Jerman atas kejahatannya selama Perang Dunia II.
Berdasarkan sejarah Eropa, Jerman telah lama menduduki tanah di sebelah timur perbatasan Jerman saat ini. Kala itu Jerman bukan negara yang yang bersatu, sebaliknya terdapat banyak kerajaan dengan berbagai ukuran.
Ada juga wilayah kantong pemukiman Jerman yang tersebar di antara negara-negara Slavia di timur. Permukiman ini mencapai sejauh Sungai Volga di Russia. Mereka tinggal di pantai Baltik, yang mencapai hingga Lithuania saat ini.
Orang-orang Jerman yang tinggal jauh dari tanah nenek moyang, dikendalikan oleh Kerajaan Prussia, salah satu negara bagian Jerman yang lebih kuat. Wilayah Prussia termasuk muara Sungai Pregolya yang bermuara ke Laut Baltik. Ini adalah lokasi Konigsberg, kota pelabuhan yang penting.
Kota Konigsberg didirikan pada 1255 oleh Ksatria Teutonik. Kota dan daerah sekitarnya sebagian besar dihuni oleh orang Jerman, Polandia, dan Lithuania. Kota ini tumbuh menjadi anggota Liga Hanseatic dan memainkan peran penting dalam perdagangan regional.
Perebutan Kota
Pada 1525, Konigsberg menjadi ibu kota Kadipaten (Duchy) Prussia, yang pada saat itu merupakan wilayah kekuasaan Polandia. Pada awal 1600-an, Prussia menjadi semakin independen dari Polandia. Pada 1701 Prussia bersatu dengan Brandenburg (Jerman), dan menjadi Kerajaan Prussia yang sepenuhnya merdeka.
Russia mencaplok Konigsberg pada 1758 selama Perang Tujuh Tahun, tetapi Prussia merebut kembali kota tersebut pada 1762. Setelah itu, Prussia mulai mengkonsolidasikan posisinya sebagai negara Jerman terkemuka yang mengarah pada pembentukan Kekaisaran Jerman pada 1871.
Konigsberg tumbuh dan berkembang di bawah monarki Prussia dan Jerman, mencapai populasi hampir 250.000. Berlin adalah ibu kota administratif Prussia saat berganti nama menjadi Jerman.
Setelah menderita kekalahan dalam Perang Dunia I, monarki Jerman digulingkan, dan Republik Weimar menggantikannya. Di bawah Perjanjian Versailles, Polandia menerima sebuah pelabuhan di sepanjang Pantai Baltik, dan Danzig, pelabuhan Baltik penting lainnya, berada di bawah kendali Liga Bangsa-Bangsa (The League of Nations). "Koridor Polandia" ini mengubah Prussia Timur menjadi eksklave wilayah Jerman yang dipisahkan dari wilayah Russia lainnya oleh Polandia.
Tekanan ekonomi dan institusi demokrasi yang lemah menciptakan peluang yang dimanfaatkan Adolf Hitler dan Sosialis Nasional untuk merebut kekuasaan. Setelah mengkonsolidasikan kekuatan mereka di Jerman, Sosialis Nasional mengikuti jalan yang sembrono ketika mereka berusaha untuk mendapatkan kembali wilayah yang hilang.
Pada 1939 dan 1940, Hitler memulai perang di timur dan barat. Jerman menemukan dirinya berperang melawan musuh yang kuat di dua front.
Dengan senjata dan taktik canggih, Jerman berhasil di kedua front pada awal perang, merebut Paris dan menguasai sebagian besar Eropa timur, termasuk Polandia, Ukraina, dan sebagian besar Russia. Pendudukan Jerman seringkali brutal, terutama terhadap bangsa Slavia yang mereka anggap inferior.
Hitler bertekad untuk melenyapkan populasi Yahudi Eropa, dan pemerintah Nazi membunuh lebih dari enam juta orang Yahudi. Dengan dukungan Inggris dan Amerika, Uni Soviet membalikkan keuntungan Jerman, merebut kembali wilayahnya dan menggantikan pendudukan Jerman dengan pemerintah satelit Marxis.
Soviet mengepung Konigsberg pada 6 April 1945 dan merebut kota itu pada 9 April. Pada Juli dan Agustus 1945, tak lama setelah Jerman jatuh ke tangan pasukan Soviet, Inggris, dan Amerika, para pemimpin negara-negara sekutu bertemu di Potsdam, pinggiran Kota Berlin. Administrasi Jerman dan Eropa Timur menjadi agenda besar mereka.
Sekutu setuju bahwa Jerman akan kehilangan wilayah lebih jauh di timur, termasuk Prussia Timur dan Konigsberg. Sebagian besar tanah Jerman yang hilang jatuh ke Polandia. hay/I-1

Jadi Pangkalan Misil

Usai perang, Uni Soviet menjadikan Prussia Timur jadi milik mereka. Provinsi ini lalu dipecah, dengan bagian selatan masuk wilayah Polandia. Soviet mengambil bagian utara, termasuk Konigsberg yang kemudian diberi nama Kaliningrad.
Penggantian nama dilakukan pada 1946, setelah Mikhail Kalinin, seorang Bolshevik berpengaruh yang telah mengambil bagian dalam Revolusi Russia dan meninggal awal tahun itu.
Kaliningrad dan wilayah sekitarnya dijadikan oblast Republik Sosialis Federasi Soviet Russia. Oblast adalah istilah untuk pembagian administratif yang dipakai oleh negara-negara Slavia.
Kaliningrad terputus dari Russia setelah Republik Lithuania menjadi negara bebas setelah runtuhnya Uni Soviet.
Para pemimpin Soviet bergerak cepat untuk memperkuat kendalinya di Kaliningrad salah satunya dengan cara memindahkan 400.000 warga Soviet
Sepanjang Perang Dingin, Kota Kaliningrad terbukti berharga sebagai pelabuhan utama Armada Baltik Soviet. Hal ini karena pelabuhan yang berada di muara Sungai Pregolya, airnya tidak membeku saat musim dingin tiba, sehingga kapal dapat berlayar keluar masuk sepanjang tahun.
Ketika Uni Soviet bubar pada 1991, oblast Kaliningrad kehilangan koneksi daratnya ke Russia, saat Lithuania memperoleh kemerdekaannya dan Polandia melepaskan diri dari orbit Soviet. Kaliningrad pun menjadi eksklave Russia.
Saat ini Kaliningrad tetap menjadi pangkalan utama armada Baltik Russia. Federasi Russia menggunakan oblast Kaliningrad sebagai pangkalan misil. Jika diperlukan, dari sini bisa digunakan untuk menyerang pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Eropa tengah dan timur.
Polandia dan Lithuania sama-sama berbatasan dengan oblast Kaliningrad, dan wilayah tersebut secara historis merupakan wilayah Jerman, tetapi tidak satupun dari ketiga negara tersebut yang berusaha mengklaim wilayah tersebut, apalagi Jerman telah melepaskan klaim historisnya sebagai bagian dari perjanjian yang memungkinkan reunifikasi.
Belarusia telah menyatakan minatnya untuk mengklaim wilayah Kaliningrad, tetapi tidak memiliki perbatasan dan sedikit ikatan sejarah. Negara Baltik terdekat, Latvia, tidak menunjukkan minat. Sementara Kaliningrad merupakan tantangan bagi NATO, kemungkinan akan tetap menjadi Russia selama bertahun-tahun.
Kini hampir 90 persen penduduk Kaliningrad adalah orang Russia, dan sebagian besar penduduk yang tersisa adalah orang Ukraina atau Belarusia. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top