
Kaimana dinilai menunjukkan keselarasan pariwisata dan konservasi
Arsip Foto - Seorang wisatawan berjalan di tepi Pantai Ermon, Teluk Triton, Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat.
Foto: ANTARA/Olha MulalindaJakarta -- Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata Zita Anjani menilai Kabupaten Kaimana di Provinsi Papua Barat telah menunjukkan keselarasan antara upaya pengembangan pariwisata dan konservasi lingkungan.
"Kaimana adalah bukti nyata bahwa konservasi dan pariwisata dapat berjalan dengan seiringan, menciptakan harmoni antara perlindungan lingkungan dan juga kesejahteraan masyarakat," kata Zita dalam acara temu media di Jakarta, Selasa.
Ia menyampaikan bahwa wilayah Provinsi Papua Barat memiliki bentang alam luas biasa, yang mencakup hutan bakau, lautan biru yang kaya spesies biota, dan terumbu karang.
Di Kaimana, ia menuturkan, orang yang berwisata dapat menikmati pengalaman menyelam mengesankan serta melihat lumba-lumba berenang karena alamnya terjaga.
Warga Kaimana punya tradisi menjaga sumber daya alam yang disebut Sasi Nggama, sistem pengelolaan alam tradisional yang dilakukan secara turun temurun.
Sasi Nggama dijalankan untuk mengatur pemanfaatan sumber daya alam dan melindunginya dari eksploitasi.
Zita menyampaikan bahwa visi dan misi dalam pengembangan pariwisata di Indonesia maupun dunia sudah berubah.
"Sebelumnya kita mengejar kuantitas atau banyaknya pengunjung, (kini) bukan hanya di Indonesia, tapi seluruh dunia, mengejar kualitas dan juga pariwisata yang berkelanjutan," katanya.
???????Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya. Keduanya merupakan daya tarik wisata yang membutuhkan dukungan upaya pelestarian.
"Destinasi wisata yang di mana budayanya dekat dengan alam tentu menjadi daya tarik yang spesial untuk wisata khususnya di Indonesia," kata Zita.
Guna mendukung upaya pelestarian kekayaan alam di daerah wisata, Konservasi Indonesia bersama aktris Prilly Latuconsina mengeluarkan video dokumenter berdurasi 17 menit untuk mengajak masyarakat menghargai dan menjaga kekayaan alam Indonesia.
"Ini bukan sekadar peluncuran sebuah video dokumenter, melainkan juga sebuah gerakan yang mengajak kita semua untuk peduli terhadap pelestarian alam dan juga masa depan ekowisata di Indonesia," kata Zita.
Berita Trending
- 1 Aksi Bersih Pantai Menteri LH dan Panglima TNI di Pangandaran, Peringati Hari Peduli Sampah
- 2 Harga BBM di SPBU Vivo Turun, Pertamina, BP dan Shell Stabil
- 3 RI Perkuat Komitmen Transisi Energi Lewat Kolaborasi AZEC
- 4 Akademisi: Perlu Diingat, Kepala Daerah yang Sudah Dilantik Sudah Menjadi Bagian dari Pemerintahan dan Harus Tunduk ke Presiden
- 5 Beri Pilihan yang Luas, Living World Grand Wisata Hadir 250 Tenant
Berita Terkini
-
Duka Selimuti Sepak Bola Indonesia, Legenda Persebaya Surabaya Bejo Sugiantoro Meninggal Dunia
-
Pelunasan Bipih hingga 14 Maret 2025, Kemenag: Sebanyak 53 Persen Kuota Haji Reguler Telah Terisi
-
Taman Harmoni Surabaya akan Mengusung Tema Negara-negara di Dunia
-
Seorang Buruh Bangunan Meninggal akibat Tertimpa Tembok di Koja
-
Desa Mati The Movie, Film Horor Mencekam Siap Tayang 6 Maret 2025