Kabut Asap Selimuti Kota Pekanbaru

PEKANBARU -Kabut asap yang menyengat akibat bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (25/7). Kabut asap cukup pekat, yang mengganggu jarak pandang pengendara di jalanan.

"Bau gambut yang menyengat sangat terasa di hidung. Menyengat baunya. Kami yang setiap hari berkendaraan motor sangat terganggu," kata Ade Setia, 25 tahun, warga Kecamatan Tampan, saat melewati Jalan Sudirman, Pekanbaru, Kamis.

Kabut asap itu sudah menyelimuti Kota Pekanbaru dan sekitarnya sejak pukul 06.00 WIB. Saat warga bangun pagi dan membuka jendela rumah mereka, bau asap langsung menyeruak ke rumah warga. Sebagian orang tua melarang anak-anaknya keluar rumah guna menghindari dampak kabut asap terhadap kesehatan anak-anak mereka.

Kabut asap itu juga membuat Jembatan Siak 4 yang menjulang di ujung Jalan Sudirman tidak terlihat jelas. Asap pekat itu menyelimuti udara mulai dari kantor RRI di Jalan Sudirman ke Jembatan Siak 4. "Kami harus hati-hati berkendara di jalan karena jarak pandang sangat dekat sekali," tegas Tarman yang baru saja melewati Jembatan Siak 4.

Warga Pekanbaru yang keluar rumah terpaksa mengenakan masker. Hingga saat ini, tim satgas Karhutla Riau masih berjibaku memadamkan api karhutla di sejumlah wilayah. Dua wilayah di antaranya, Kabupaten Siak dan Pelalawan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Riau, Edwar Sanger, mengaku karhutla di Pelalawan sulit dipadamkan. "Ada satu titik api di Pelalawan yang tidak bisa dijangkau tim darat. Tidak ada akses, karena semak belukar dan rawa. Sehingga kami kirim satu heli water bombing," kata Edwar Sanger.

Untuk Kamis kemarin, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi empat titik panas (hotspot) di Riau. Empat titik panas itu terdapat dua titik di Kabupaten Pelalawan dan dua titik di Siak. Ant/P-4