Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Cerita Korban Banjir

Jual Rumah, lalu Bangun Rumah di Kampung Halaman

Foto : koran jakarta / m yasin

imbas banjir - Mobil terseret banjir di Kompleks Perumahan Pondok Gede Permai, Bekasi, Jawa Bawat, awal tahun 2020.

A   A   A   Pengaturan Font

Edy hanya bisa menyatakan kesedihan dan keprihatinannya dari jauh saat disampaikan kabar buruk mengenai banjir di Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada 1 Januari 2020. Perkiraannya benar bahwa kabar yang disampaikan adalah terendamnya Kompleks Perumahan Pondok Gede Permai (PGP). Dia menyatakan kasihan kepada teman dan tetangganya di kompleks yang dihuni sekitar 1.500 kepala keluarga (KK) itu. Tetapi, dia tidak bisa berbuat banyak, kecuali hanya menghubungi teman dan tetangganya yang masih dia ingat. Edy sudah beberapa tahun tidak lagi tinggal di perumahan ini.

Rumahnya berlantai dua di Blok C PGP dia jual karena tidak tahan tinggal di sini akibat sering dilanda banjir. Banjir dirasakannya sangat berat, apalagi makin tahun air makin tinggi. Itulah yang mendasarinya menjual rumah lalu pulang kampung dan membangun rumah di kampung halaman. Setelah pembangunan rumahnya selesai, ternyata masih ada sisa uang dari hasil penjualan rumahnya di PGP. Uang sisanya itu kemudian dibelikan lahan untuk kebun lada. Hidup di kampung dirasakannya lebih nyaman dan yang pasti tidak banjir.

Kisah Edy hanya satu bagian dari pilihan yang dimiliki warga di PGP. Ada yang sama dengan dia, ada yang memilih mengontrakan rumahnya lalu tinggal di tempat lain dan ada pula yang tetap bertahan. Orang-orang yang bertahan itulah yang masih harus menghadapi permasalahan banjir hingga kini. Musibah banjir besar pada 1 Januari 2020 adalah kenyataan paling berat yang harus dihadapi selama mereka tinggal di PGP. Sejumlah warga mengemukakan banjir awal tahun ini merupakan yang terparah. Tinggi muka air luapan Sungai Cikeas dan Cileungsi yang merangsek ke perumahan ini mencapai lima meter.

Rawan Banjir Dengan posisinya yang berada di bantaran kali, PGP dan juga lokasi dimana pun rawan banjir akibat air meluap atau karena tanggul jebol. Warga yang mulai tinggal di sini sejak awal dekade 1990-an mungkin sudah merasakan banjir sebagai hal biasa karena sering terjadi. Namun, solusi dari wali kota berupa relokasi ke tempat lain belum membuahkan hasil. Mungkin karena warga sudah mapan di lokasi itu dan terbiasa dengan banjir atau alasan lainnya, misalnya, belum jelasnya lokasi permukiman baru atau terkait nilai ganti ruginya. Kalau solusi itu terwujud, maka lokasi PGP akan diarah untuk menjadi tandon.

Ant/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top