Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Strategi Pembiayaan - Sebanyak 65 Persen Proyek Jalan Tol Milik Jasa Marga

JSMR Masih Andalkan RDPT dan "Project Bond"

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Jasa Marga Tbk (JSMR) akan memprioritaskan dua skema pendanaan berupa reksadana penyertaan terbatas (RDPT) dan obligasi berbasis proyek (project bond) untuk memenuhi kebutuhan belanja modal perseroan beberapa tahun ke depan.

"Skema pembiayaan RDPT dan project bond akan kita lanjutkan supaya anak-anak perusahaan yang tiap tahun bertambah ini, makin banyak yang bisa mandiri," kata Dirut PT Jasa Marga Tbk, Desi Arryani, di Jakarta, pekan lalu. Desi menambahkan, untuksekuritisasi aset masih akan dikaji lagi karena jalan tol yang siap untuk itu kondisinya harus matang atau stabil.

"Jika diterapkan di Tol Trans Jawa, tentu sekuritisasi aset belum bisa dilakukan. Mungkin akan dilakukan di Jabotabek area, tetapi ini harus dikaji betul, ruas yang mana," katanya. Pada Agustus 2017, perseroan telah melakukan sekuritisasi aset untuk ruas tol Jakarta- Bogor-Ciawi (Jagorawi) dengan nilai peminat 5,1 triliun rupiah atau 2,7 kali lebih tinggi dibanding nilai penerbitan sebesar dua triliun rupiah.

Dengan demikian, kata Desi, andalan dan prioritas untuk mencari pendanaan bagi perseroan untuk kebutuhan belanja modal adalah RDPT dan project bond. Namun demikian, kata Desi, untuk merumuskan kedua skema pendanaan itu harus dikoordinasikan dengan pihak terkait seperti kementerian keuangan, OJK dan lainnya.

"Itu diperlukan karena ada regulasi-regulasi yang harus disesuaikan," kata Desi. Desi belum bersedia merinci berapa nilai proyeksi kebutuhan pendanaan dengan dua skema andalan itu. Sebelumnya, Direktur Keuangan Jasa Matga, Donny Arsal menyebutkan pada tahun ini, perseroan bersiap mencari tambahan pendanaan untuk kebutuhan belanja modal 3-4 triliun rupiah.

"Perseroan menyiapkan empat opsi yaitu sekuritisasi aset, penerbitan Komodo Bond, project bond, dan RDPT," katanya. Pada Juli tahun ini, perseroan baru saja meluncurkan RDPT fase pertama senilai 1,45 triliun rupiah. "Kami akan membuka fase kedua sejumlah 1,55 triliun rupiah," kata Donny.

Menurut Donny, RDPT tersebut rencananya akan diterbitkan pada Agustus atau September mendatang dengan tingkat pengembalian investasi diperkirakan sebesar 10,25 persen dengan gross enor selama lima tahun. Jasa Marga memang perlu dana untuk ekspansi jalan tol. Tahun ini, perusahaan ini mematok belanja modal non-konsolidasi sebesar tujuh triliun rupiah.

Hingga semester pertama 2018, realisasi belanja modal perseroan belum mencapai separuh dari rencana anggaran belanja modal non-konsolidasi tahun ini. "Belanja modal bahkan belum mencapai tiga triliun rupiah," kata Donny.

Proyek JSMR

Diungkapkan, sepanjang kurang lebih 1.187,59 kilometer atau 1.200 kilometer jalan tol yang terbentang dari Merak sampai Banyuwangi sebanyak 65 persennya digarap oleh Jasa Marga. "Dari Merak sampai Banyuwangi ada 20 Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) sebanyak 13 punya kita, jadi 65 persen milik Jasa Marga," ujar Desi.

Sementara itu, PT Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS), selaku anak usaha PT Jasa Marga, yang mengelola jalan tol Balikpapan-Samarinda sepanjang 99,35 kilometer, menyatakan terus mempercepat pembangunan konstruksi proyek agar bisa beroperasi pada awal 2019.

Jalan tol Balikpapan-Samarinda yang terdiri dari ruas Viability Gap Fund (VGF), yaitu Seksi 1 dan 5 sepanjang 33,525 kilometer dan ruas investasi (Seksi 2,3 dan 4) sepanjang 65,825 kilometer ini akan menjadi cikal bakal Trans Kalimantan.

Direktur Utama PT JBS, STH Saragi, mengatakan sampai saat ini pengerjaan konstruksi jalan tol ini sudah mencapai 65,25 persen, sedangkan pengadaan lahannya telah mencapai 95,76 persen. "Kami terus bekerja secara optimal, untuk itu dibutuhkan tim yang solid. Kami tetap berupaya dapat selesai tepat waktu," ujarnya.

Ant/AR-2

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top