Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 29 Jun 2019, 05:00 WIB

Joseph Adrian Saul

Foto: ANTARA/Juwita Trisna Rahayu

Melihat kondisi seperti ini maskapai harus cerdas dan melakukan inovasi agar mereka bisa bertahan dari kerugian sehingga masih dapat melayani para pengguna setianya, terutama di daerah-daerah pelosok. Di sisi lain, saat ini maskapai penerbangan diharapkan untuk menurunkan tarif tiket pesawat.

Untuk mengetahui upaya-upaya yang tengah dilakukan oleh maskapai Sriwijaya Air agar dapat bertahan di tengah kondisi transportasi angkutan udara yang kurang menguntungkan, reporter Koran Jakarta, Muhammad Zaki Alatas berkesempatan mewawancarai Direktur Utama PT Sriwijaya Air, Joseph Adriaan Saul, pada beberapa kesempatan terpisah di Jakarta, belum lama ini. Berikut petikan selengkapnya.

Sebagai pelaku usaha di bidang transportasi udara bagaimana Sriwijaya Air melihat kondisi penerbangan saat ini?

Tidak dipungkiri kalau saat ini kondisi bisnis penerbangan sedang melambat dan kami harus berjuang dengan memberikan inovasi dalam melanyani penumpang. Kami memiliki keyakinan kalau 'badai' ini akan segera berlalu.

Apa ada dukungan dari pemerintah?

Iya sudah ada. Belum lama ini pemerintah menggelar rapat koordinasi bersama para pemangku kepentingan terkait untuk membahas penurunan tarif pesawat. Ada tiga rumusan kebijakan yang dihasilkan. Pertama, pemerintah bersama seluruh pihak terkait tengah memfinalisasi kebijakan untuk memberlakukan penurunan harga tiket penerbangan LCC domestik untuk jadwal penerbangan tertentu. Adapun kebijakan terakhir yang diputuskan yakni pemberian insentif fiskal.

Lalu bagaimana respons maskapai atas kebijakan tersebut?

Kami akui bahwa insentif yang dijanjikan pemerintah akan sangat berpengaruh pada kemampuan maskapai untuk menurunkan tarif tiket pesawat. Sebab rata-rata harga tiket yang diterapkan berada di atas biaya produksi. Dengan kata lain, harga tiket penerbangan Sriwijaya Air saat ini memberikan keuntungan bagi perusahaan. Namun kami berharap pajak pertambahan nilai (PPN) atas bahan bakar, fasilitas bandara, tarif sewa ruangan, serta biaya landing bisa diturunkan oleh pemerintah bersama para pihak terkait.

Sriwijaya Air siap mematuhi aturan itu kan?

Iya dong bro. Sriwijaya Air akan patuh dengan aturan yang diberlakukan pemerintah. Termasuk terkait aturan tarif tiket pesawat yang belakangan menjadi sorotan. Sejauh ini, kami telah menjual tiket sesuai dengan permintaan pasar domestik. Namun, masih tetap dalam koridor tarif batas bawah dan batas atas transportasi udara seperti yang ditetapkan Kementerian Perhubungan.

Bagaimana dengan kondisi keuangan Sriwijaya Air saat ini?

Kami bersyukur, sudah bisa memperoleh keuntungan pada kuartal I/2019 seiring dengan perbaikan manajemen dan strategi perusahaan. Tidak dipungkiri tanpa kerja sama yang dilakukan dengan Garuda Group, Sriwijaya Air berat untuk bertahan lama dengan kondisi ini.

Berapa labanya?

Kami optimistis bisa memperoleh laba sebanyak 350 miliar rupiah hingga akhir tahun ini kendati terbebani penurunan tarif batas atas tiket penerbangan.

Bagaimana agar bisa meraih laba dengan beban tarif tersebut?

Cara yang ditempuh adalah dengan meningkatkan pendapatan, baik dari operasional maupun tambahan (ancillary). Hal tersebut terjadi seiring dengan risiko penurunan pendapatan sebesar 15% yang dialami maskapai. Peningkatan pendapatan juga dilakukan dengan cara memasang harga mendekati TBA sesuai kategori layanan menengah. Adapun, rata-rata harga tiket Sriwijaya Group naik 50% dibandingkan dengan tahun lalu.

Ada pendapatan tambahan?

Strategi peningkatan pendapatan tambahan yang dilakukan Sriwijaya Air adalah dengan melakukan charge biaya bagasi jika melebihi 15 kg, prebook meals, dan menjual kursi kelas premium economy dengan harga lebih tinggi. Kelas premium economy tersebut menjanjikan kenyamanan lebih terhadap penumpang dengan mengosongkan kursi tengah dalam satu baris konfigurasi. Jika biasanya dalam satu baris terdapat tiga kursi, kali ini hanya ada dua kursi saja di bagian dekat jendela dan lorong kabin.

Memang berapa sih harga tiket Sriwijaya Air saat ini?

Rata-rata harga tiket setiap rute penerbangan pada tahun lalu adalah 400.000 rupiah, sementara pada tahun ini sudah ditingkatkan menjadi 800.000 rupiah. Hal tersebut guna mengimbangi dengan biaya operasional yang terus meningkat sejak 2016.

Lalu tingkat keterisian kursi Sriwijaya Air bagaimana?

Kami akui memang terdapat penurunan tingkat keterisian kursi (seat load factor/SLF) dari 76% pada kuartal I/2018 menjadi 72% pada kuartal I/2019. Namun, jika dilihat dari segi pendapatan justru meningkat dengan harga tiket baru. Di sisi lain, biaya operasional yang dikeluarkan justru menurun karena penurunan SLF. Dampaknya pesawat akan mengangkut penumpang lebih sedikit, bagasi lebih sedikit, sehingga tercipta efisiensi.

Bagaimana dengan on time performance/OTP?

Kami mampu meraih tingkat ketepatan waktu terbang (on time performance) hingga 91% selama Mei 2019. Hal tersebut akan dijaga sebagai nilai tambah yang diberikan kepada penumpang.

Oh iya infonya Sriwijaya Air menutup beberapa rutenya?

Kami menutup rute-rute penerbangan yang merugikan perusahaan. Contohnya rute Jakarta- Banyuwangi yang telah ditutup baru-baru ini. Kalau rute-rute yang mengganggu keuangan perusahaan saya mohon maaf akan kami suspend dulu, kami tutup dulu.

Ada berapa lagi setelah ini yang akan ditutup?

Terus terang saat ini pemutusan rute mana saja yang akan ditutup masih dalam tahap kajian. Kebanyakan rute yang akan ditutup merupakan rute di luar Pulau Jawa dan daerah terpencil yang sedikit peminatnya, seperti di Papua.

Selain karena merugikan, masalah apalagi yang jadi pertimbangan?

Langkah ini diambil karena kondisi maskapai sekarang berbeda dengan maskapai yang dulu. Jadi kalau dulu rute yang satu rugi, bisa di-support rute yang lain. Contohnya satu rute untung 10 rupiah, yang sana rugi 3 rupiah, masih untung 7 rupiah. Sekarang kalau turunnya 7 rupiah dan untung 7 rupiah, sudah susah.

Tapi ada rencana penambahan rute?

Untuk mengatasi kerugian penutupan rute yang kurang diminati, kami akan menambah rute baru yang telah dikaji mendapat minat besar dari masyarakat. Apalagi, rute pulang-pergi ini selalu terisi penuh tak seperti extra flight. Kalau rute baru itu memang sudah direncanakan PP (pulang-pergi) selalu ramai. Misalnya belum lama kami membuka rute Surabaya-Medan- Bali itu cukup bagus. Tersedia 120 seat yang terisi 116 seat. Saat pulangnya pun terisi di kisaran 90 - 100 seat. Selain itu pada 30 Mei 2019 Sriwijaya Air membuka rute Jakarta-Manado-Sorong.

Bagaimana dengan armada Sriwijaya Air?

Kami akan mengganti pesawatpesawat Sriwijaya Air ke pesawat baru secara bertahap. Hal ini dilakukan guna meningkatkan performa pesawat dan keamanan penumpang. Ke depan kami akan mengganti pesawat dengan yang baru. Sekarang ini rata rata pesawat kami ada yang 10 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun. Semua akan diganti pesawatnya. Paling enggak, kami akan membeli 55 pesawat.

Lalu kapan akan diganti?

Apakah akan selesai tahun depan atau dua tahun lagi, tapi secara bertahap akan kami ganti. Pokoknya semua pesawat kami akan diganti dengan yang baru. Namun ini masih rencana ya.

Terkait rencana memperluas jaringan ke regional bagaimama?

Kami akan memperluas jaringan penerbangan dan meningkatkan market share, dalam waktu dekat Sriwijaya Air akan membuka beberapa rute penerbangan baru di kawasan regional. Target kami Sriwijaya Air akan melayani penerbangan ke Manila, Bangkok, dan Australia seperti Kupang-Darwin PP dan Lombok-Perth PP.

Selain itu?

Iya kami juga berencana melebarkan sayap dengan memperkuat penerbangan menuju Tiongkok dari Denpasar. Kami juga akan membuka penerbangan ke Tiongkok dari Manado.

Bagaimana terkait layanan premium?

Sejalan dengan rencana ekspansi dan raihan positif di atas, kami akan meluncurkan sebuah layanan baru yaitu kelas ekonomi premium. Layanan ini ditujukan untuk fokus membidik para kaum milenial atau pasar bisnis anak muda. Peluncuran layanan baru kelas ekonomi premium Sriwijaya Air sudah diproses hingga ke pihak otoritas setempat yakni Kementerian Perhubungan.

Bagaimana dengan Nam Air?

Memasuki usia lima tahun, Nam Air sebagai salah satu maskapai dengan kategori medium service akan bertransformasi dengan mengusung boutique airline. Konsep yang dipilih ini digadang-gadang akan menampilkan layanan unik yang lebih maskulin dan menyasar para kaum milenial menengah.

Seperti apa boutique airline?

Konsep baru yang digunakan Nam Air akan memberikan sentuhan berbeda dan berkesan, mulai dari sebelum penerbangan, selama penerbangan sampai kepada setelah penerbangan. Mulai dari style sampai kepada produk yang ditawarkan Nam Air nanti banyak yang berubah menjadi lebih milenial dan kekinian. Namun demikian sentuhan yang diberikan tetap khas Indonesia.

Terakhir, bagaimana dengan evaluasi angkutan mudik kemarin?

Iya kemarin mengalami penurunan pemesanan tiket oleh penumpang di periode mudik Lebaran 2019. Turun lima sampai sepuluh persen. Tadinya kami rencanakan kasih 15 ribu tambahan seat, tapi dibatalin semua. Meskipun penumpang menunjukkan tren negatif ditandai oleh turunnya total revenue tahunan, kami tetap mengedepankan aspek keselamatan. Soal safety jangan diragukan, kami bekerja sama dengan GMF. Mereka nggak pernah main-main soal safety regulation.

N-3

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.