Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Andi Widjajanto

Antisipasi Perang di Ruang-ruang Digital secara Hibrida

Foto : ISTIMEWA

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Andi Widjajanto

A   A   A   Pengaturan Font

Indonesia berada di antara dua samudera dan dua benua. Ini bisa dianggap posisi strategis, tetapi juga justru letak yang rawan kalau tidak ada proyeksi kekuatan untuk melindungi letak geografis tersebut. Maka, perlu skuadron tempur yang kuat untuk mengatasi kerawanan tersebut.

Pada 21 Februari 2022, Andi Widjajanto resmi dilantik menjadi Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara. Ia menggantikan Letjen (Purn) Agus Widjojo yang diangkat menjadi duta besar. Untuk mengetahui strategi memimpin Lemhanas, wartawan Koran Jakarta, Agus Supriyatna, berkesempatan mewawancarai Gubernur Lemhanas, Andi Widjajanto. Berikut petikannya.

Lemhannas dikenal sebagai kawah Candradimuka para calon pemimpin lembaga sipil dan militer. Apa ada arahan khusus Presiden Jokowi untuk memimpin Lemhanas?

Pertama, Bapak Presiden minta Lemhannas dapat melakukan terobosan metodologi, sehingga sesuai dengan perkembangan zaman. Kedua, pada aspek kajian strategis, Lemhannas harus dapat menyajikan kajian sesuai dengan kebutuhan Presiden yang merupakan pengguna atau user kajian. Jadi, kajian Lemhannas user tunggalnya Presiden. Untuk itu, Lemhannas perlu membuat kajian yang menyesuaikan dengan kebutuhan Presiden.

Ada lagi?

Ya, ketiga, pada aspek pendidikan. Gubernur Lemhannas mengimbau untuk menilik kembali kurikulum saat ini untuk memastikan setiap peserta yang lulus dari Lemhannas memiliki kerangka pemikiran strategis. Kita berharap Lemhannas dapat memberi pendidikan berkualitas global. Kita harus mencari benchmark tingkat global untuk institusi serupa. Tujuannya guna mencetak pemimpin nasional. Jangan sampai yang dilakukan hari ini sama seperti tahun 2000 lalu, tanpa melihat kemajuan bidang pedagogi pendidikan. Langkah ini bisa dilakukan dengan keterbukaan pemikiran bersama-sama melakukan transformasi ke depan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top