Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Apresiasi Kebangsaan | Perbedaan Pilihan Politik Hal yang Biasa dalam Demokrasi

Jokowi: Jangan Mau Diadu Domba

Foto : SETKAB

INGATKAN PARA SISWA | Presiden Jokowi menyalami para pelajar yang menghadiri Apresiasi Kebangsaan Siswa Indonesia, di Bogor, Jabar, Rabu (10/10) pagi. Dalam kesempatan itu Kepala Negara mengingatkan para Ketua Osis SMA/SMK serta para guru yang hadir untuk menghindari fitnah dan menyebar berita bohong melalui media sosial.

A   A   A   Pengaturan Font

BOGOR - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh siswa-siswi serta para guru agar tetap menjaga persatuan dan persaudaraan, meski berbeda dalam pilihan politik.

Hal itu penting dilakukan karena Indonesia merupakan negara besar yang memiliki keanekaragaman suku, agama, budaya, dan bahasa. Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat menghadiri Silahturahmi Presiden dengan peserta Apresiasi Kebangsaan Siswa Indonesia (Aksi) di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu (10/10). "Saya sangat menghargai acara seperti ini supaya anakanak sadar karena Indonesia adalah milik anakku semuanya.

Saya ingatkan ada yang dari Papua, Batak, Minahasa, Bugis, Sunda, Jawa sekitar 714 suku. Inilah negara kita Indonesia. Kita harus sadar betul jangan sampai kita diadu karena kepentingan luar bisa kepentingan politik di dalam. Berbahaya sekali," kata Presiden Jokowi.

Presiden lalu mengharapkan peran serta semua siswa agar ikut membantu mengingatkan kepada yang lain terkait hal ini."Anak-anak semuanya adalah pemimpin di sekolah masing-masing, baik pimpinan rohaniawan atau pimpinan OSIS. Kalau tak bisa mengajak dan mengingatkan teman temannya bahwa kita Indonesia ini beragam, berbeda-beda, berbahaya sekali. Karena, saya lihat banyaksekali karena kepentingan politik, Pilbup, Pilgub, Pilpres yang itu tiap lima tahun ada, kita kayak terpecah pecah gitu. Ini berbahaya sekali. Anak anak harus sadari ini," tegas Presiden.

Presiden pun menjelaskan bahwa perbedaan pilihan politik merupakan hal yang biasa dalam pesta demokrasi. Sebab itu, perpecahan harus dijauhkan.

Ia menambahkan negara Indonesia membutuhkan persatuan di seluruh lapisan masyarakat demi meningkatkan daya saing dengan negara lain.

"Coba Asian Games bersatu, kita dapat 31 medali, biasanya dapat empat, lima medali. Kemarin, rangking 4, karena bersatu. Enggak ada yang mikir badminton agama apa, suku apa, provinsi mana, hanya untuk Indonesia, untuk merah putih," tambahnya.

Sementara itu, dihadapan 340 siswa SMA dan 170 siswa SMK se-Indonesia ini, Presiden juga ikut menyinggung terkait berita bohong yang marak terjadi di media sosial. Menurutnya, para siswa dan siswi harus bisa membantu untuk meluruskan berita tersebut. "Tolong kalau ada yang namanya sekarang di medsos fitnah, hoax, kabar bohong, saling mencela mengejek, itu tolong diluruskan. Dibetulkan," tutup Presiden.

Puji LDII

Sementara itu saat membuka Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Tahun 2018 dengan tema "LDII untuk Bangsa" di Pondok Pesantren Minhajurrosyiddin, Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu, Jokowi memuji langkah LDII yang sudah bergerak untuk memanfaatkan energi baru terbarukan di sejumlah pondok pesantren yang dikelolanya.

"Tadi, saya dibisiki Bapak Ketua Umum, penggunaan energi baru terbarukan di pondok yang di Kediri sudah memakai solar panel semua. Pondok lain belum memulai, ini sudah duluan," ujar Presiden Jokowi.

Presiden menuturkan, LDII juga diketahui sudah mulai memanfaatkan energi terbarukan berupa pembangkit listrik mikrohidro yang mampu menghasilkan listrik. Menurutnya, energi tersebut diterapkan dalam pengolahan sebuah pabrik teh yang berada di Jawa Timur dan mampu menghemat biaya produksi hingga separuhnya. fdl/AR-3

Penulis : Muhamad Umar Fadloli

Komentar

Komentar
()

Top