Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Joe Biden Angkat Bos Intel Baru, Ini Kata Pengamat Intelijen

Foto : Istimewa.
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Amerika Serikat punya Presiden baru, Joe Biden yang dilantik pada 20 Januari 2021. Begitu dilantik, Biden langsung melakukan perombakan pejabat di sejumlah institusi penting Negeri Paman Sam tersebut. Salah satunya, merombak pimpinan Central Intelligence Agency (CIA) badan intelijen negeri Paman Sam tersebut.

William Joseph Burns adalah orang yang dipercaya jadi Direktur CIA yang baru atau bos intelnya Amerika. Menurut pengamat intelijen dari Universitas Indonesia (UI), Stanislaus Riyanta, penunjukan William Joseph Burns sebagai Direktur CIA, memperlihatkan Biden memperhatikan hubungan baik dengan pihak lain.

"Kebijakan Biden meskipun idealis tetapi akan memperhatikan hubungan baik dengan pihak lain. Salah satu indikasinya adalah dengan menunjuk William Joseph Burns sebagai Direktur CIA," kata Riyanta, di Jakarta, Rabu (27/1).

Kata dia, Burns adalah seorang diplomat, mantan duta besar untuk Moskow dari 2005-2008 yang menguasai bahasa Arab dan Russia. Penunjukan Burns menunjukkan Biden sangat serius dalam menjaga hubungan baik dengan negara lain.

"Termasuk Indonesia yang mempunyai posisi strategis di Asia Tenggara, dan sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar," ujarnya.

Riyanta memperkirakan ketegangan di Laut Tiongkok Selatan tidak setegang ketika AS dipimpin oleh Trump. Namun Amerika yang dipimpin Biden akan lebih tajam dalam menyoroti isu-isu HAM dan lingkungan.

"Tentu ada implikasi bagi Indonesia yang dalam beberapa hal bersinggungan dengan isu tersebut," katanya.

Sebelumnya, Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin mengatakan, pemerintah Amerika Serikat di bawah Joe Biden dinilai bakal bawa angin segar bagi Indonesia.Di bawah kepemimpinan Joe Biden, hubungan AS dengan Indonesia akan semakin baik.

Menurut Ujang, Indonesia akan semakin penting di mata pemerintahan baru Paman Sam di bawah kepemimpinan Joe Biden.

"Negara adidaya itu tentunya tidak akan mau kehilangan pengaruhnya atas Indonesia. Terutama soal kebijakan luar negeri Amerika terkait Laut Tiongkok Selatan," katanya.

Menurut Ujang lagi, kebijakan yang akan diterapkan Amerika tentu bisa saja menekan Indonesia agar tidak terlalu ramah dengan Tiongkok terkait persoalan Laut Tiongkok Selatan. Apalagi Laut Tiongkok Selatan diklaim sepihak oleh Tiongkok."Amerikapastinya tak akan tinggal diam," ujarnya.

Amerika Serikat di bawah Joe Biden, lanjut Ujang,mungkin saja akan melancarkan diplomasinya terhadap Indonesia. Jika diplomasi tak sesuai harapan, maka Amerika bisa saja menakan Indonesia.

"Nah Indonesia akan melakukan keijakan yang akan menguntungkan AS dan juga Tiongkok. Akan bermain aman di kepentingan dua negara tersebut," katanya.

Main di dua kepentingan ini, kata Ujang, tetap dalam kerangka untuk menjaga kedaulatan negara. Dan untuk menjaga hubungan baik dengan AS dan Tiongkok.

"Intinya Indonesia harus bermain cantik dengam menerapkan kebijakan luar negeri yang bebas dan aktif. Jangan sampai terjebak dukung mendukung atau memihak salah satu dari dua negara tersebut," katanya. ags/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top