Jerman Alami Pandemi Besar
Menkes Jerman, Jens Spahn
BERLIN - Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn, mengatakan negara itu sedang mengalami pandemi "besar-besaran" dari orang-orang yang tidak divaksinasi, ketika pihak berwenang meningkatkan peringatan tentang meningkatnya infeksi dan tekanan pada rumah sakit karena penerimaan pasien Covid-19.
"Jumlah infeksi meningkat, begitu pula jumlah kematian akibat Covid-19 dan terutama jumlah pasien di unit perawatan intensif di beberapa wilayah Jerman, wilayah di mana tingkat vaksinasi tidak setinggi di wilayah lain," kata Spahn, Rabu (3/11), menambahkan bahwa kecepatan pemberian dosis penguat (booster) "tidak cukup".
Sejauh ini, menurut angka Kementerian Kesehatan, hanya 66,8 persen dari populasi yang divaksinasi lengkap di negara ini. Vaksinasi lebih lambat di negara bagian timur Saxony dan Thuringia, di mana tingkat vaksinasi masing-masing 59 persen dan 62,2 persen.
"Yang benar adalah akan ada jauh lebih sedikit pasien Covid-19 di (perawatan intensif ) jika semua orang yang bisa mendapat vaksinasi," kata Spahn.
Perketat Pemeriksaan
Dia juga menyerukan untuk memperketat pemeriksaan di tempat-tempat umum, di mana hanya mereka yang memiliki bukti vaksinasi atau sertifikat pemulihan Covid-19 yang akan mendapat izin masuk.
"Ini tidak ada hubungannya dengan pelecehan terhadap vaksinasi, ini terutama tentang menghindari kelebihan sistem kesehatan, seperti yang kita lihat di Saxony dan Thuringia," katanya.
"Jika kita tidak bertindak sekarang, gelombang keempat ini masih akan membawa banyak penyakit dan penderitaan. Banyak orang akan menjadi sakit parah dan meninggal, dan sistem perawatan kesehatan akan sangat terbebani," tambah Presiden Robert Koch Institute (RKI), Lothar Wieler, badan pemerintah federal Jerman untuk pengendalian dan pencegahan penyakit, mengatakan pada konferensi pers yang sama.
Asosiasi Rumah Sakit Jerman (DKG) memperingatkan tentang kekurangan staf terkait Covid-19. Menurut jajak pendapat DKG, 72 persen rumah sakit mengatakan mereka memiliki lebih sedikit staf dalam perawatan intensif dibandingkan pada akhir 2020. Dan 86 persen dari rumah sakit tersebut mengatakan mereka tidak dapat mengoperasikan bangsal perawatan intensif sepenuhnya karena kekurangan staf.
Menurut DKG, alasan kekurangan itu karena pengunduran diri staf, dan jam kerja yang lebih pendek karena tekanan pandemi.
Pada Rabu, negara bagian Baden-Wurttemberg memberlakukan pembatasan Covid-19 baru setelah lebih dari 250 tempat tidur perawatan intensif terisi selama dua hari berturut-turut. Warga sekarang perlu menunjukkan hasil tes Covid-19 negatif, tidak lebih dari 48 jam untuk memasuki restoran dan bioskop
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya