Jenderal Kopassus Ini Karirnya di TNI Sukses Melampaui Ayahnya
Jenderal Pramono Edhie Wibowo.
Foto: IstimewaJAKARTA - Ayahnya adalah salah satu Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus legendaris. Jenderal yang memimpin penumpasan pemberontakan G30S PKI tahun1965.
Ketika itu, Kopassus masih bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Setelah berhasil menumpas pemberontakan G30S PKI, karir sang ayah diprediksi bakal melesat bak meteor.
Sang ayah bernama, Sarwo Edhie Wibowo. Nama sang ayah kini disematkan jadi nama gedung utama di markas besar Korps Baret Merah di Cijantung, Jakarta Timur. Sang ayah lahir di Purworejo, Jawa Tengah pada 25 Juli 1925 dan meninggal di Jakarta, 9 November 1989 dalam usia 64 tahun.
Sang ayah yang merupakan kawan dekat Jenderal Ahmad Yani, Menteri Angkatan Darat yang terbunuh dalam peristiwa G30S PKI, sudah jadi tentara sejak zaman perang kemerdekaan. Sang ayah pernah menjadi Komandan Batalion di Divisi Diponegoro dari 1945 sampai 1951.
Kemudian jadi Komandan Resimen Divisi Diponegoro dari 1951 sampai 1953. Jabatan lainnya yang pernah dipegang sebagai Wakil Komandan Resimen di Akademi Militer Nasional.
Sampai kemudian pada tahun 1962, sang ayah ditarik ke RPKAD untuk mengisi posisi Kepala Staf Resimen Pasukan Komando. Di RPKAD, karir sang ayah terus menanjak. Dan puncaknya, ditunjuk untuk jadi Komandan RPKAD.
Peristiwa G30S PKI pun meletus. Sang ayah, berperan penting dalam penumpasan kelompok G30S PKI. Setelah Soeharto perlahan naik ke puncak kekuasaan, sang ayah diberi posisi sebagaiPanglima Kodam II/Bukit Barisan.
Setelah itu digeser jadi Panglima Kodam XVII/Cendrawasih. Tahun 1970, sang ayah ditunjuk jadi Gubernur Akmil. Ketika Akmil masih bernama Akabri. Sang ayah juga pernah jadi Dubes di Korea Selatan. Pangkat terakhir sang ayah, mentok di bintang tiga alias hanya sampai Letnan Jenderal (Letjen).
Jejak sang ayah sebagai tentara, dilanjutkan olehnya. Bahkan, tak hanya jadi tentara, ia juga mulai merintis militernya di Korps Baret Merah, korps pasukan elit yang membesarkan namanya.
Sama seperti sang ayah, ia juga sempat memegang jabatan sebagai orang nomor satu di Kopassus, hanya saja dengan pangkat berbeda. Sang ayah jadi Danjen Kopassus (RPKAD) ketika berpangkat Kolonel. Ia jadi Danjen Kopassus, dengan pangkat Mayor Jenderal.
Ia jadi Danjen Kopassus dari tahun 2008 sampai 2009. Sama seperti sang ayah, dia juga pernah jadi Pangdam. Tapi bukan jadi Pangdam Bukit Barisan atau Cendrawasih. Ia sempat jadi Pangdam di Kodam Siliwangi, salah satu Kodam legendaris di Tanah Air.
Setelah itu, karirnya kian moncer. Karena usai menjabat sebagai Pangdam Siliwangi, ia kembali naik kelas. Dipromosikan jadi Panglima Kostrad (Pangkostrad). Pangkatnya pun naik jadi Letjen. Dalam fase ini, ia menyampai bintang sang ayah.
Sampai kemudian, kembali ia naik kelas, saat Presiden RI yang kebetulan ketika itu dijabat oleh kakak iparnya, Susilo Bambang Yudhoyono memilihnya untuk mengisi posisi sebagai KSAD. Maka, ia pun resmi melampaui bintang sang ayah yang hanya sampai bintang tiga. Dengan didapuknya dia jadi KSAD, maka ia pun resmi menyandang jenderal penuh alias jenderal bintang empat.
Siapa dia? Dia tak lain adalah Pramono Edhie Wibowo, putra kelima Letjen (Purn) Sarwo Edhie Wibowo, salah satu Danjen Kopassus legendaris. Usai pensiun dari militer, ia aktif di Partai Demokrat. Pada 13 Juni 2020, ia menyusul sang ayah kembali ke haribaan Sang Khalik.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Agus Supriyatna
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Kepala Otorita IKN Pastikan Anggaran untuk IKN Tidak Dipangkas, tapi Akan Lapor Menkeu
- 2 Presiden Prabowo Pastikan Pembangunan IKN Akan Terus Berlanjut hingga 2029
- 3 SPMB Harus Lebih Fleksibel daripada PPDB
- 4 Masyarakat Bisa Sedikit Lega, Wamentan Jamin Stok daging untuk Ramadan dan Lebaran aman
- 5 Danantara Jadi Katalis Perekonomian Nasional, Asalkan...