Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pramadita Tasmaya (Riel), CEO PT Alif Aza Asia (Suqma)

Jeli Memanfaatkan Pasar

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Riel optimistis, target Pemerintah yang menjadikan Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia pada tahun 2020 akan banyak berpengaruh ke bisnisnya. Target ini sangat realistis mengingat RI merupakan negara dengan populasi umat muslim terbesar di dunia. Lagi pula Indonesia kaya dengan sumber daya manusia (SDM) yang andal di bidang fesyen. "Saya memanfaatkan pasar ini," ungkap Riel.

Untuk merambah pasar, Suqma ini menggunakan pasar offline dan online. Pasar offline menyumbang 70 persen terhadap penjualan, namun ke depan pasar online-nya kian dikuatkan lagi. Umumnya penjualan terbesar itu pada saat Hari Raya Idul Fitri dan akhir tahun. Penjualannya meningkat hingga 300 persen.

Suqma sebagai merek fesyen Indonesia berkembang dengan berbagai pilihan koleksi yang siap bersaing dengan industri lokal maupun global. Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, Suqma telah membuka lima toko di Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta.

Kini, Suqma lebih dari sekadar merek fesyen. Konsep kreatif yang didukung oleh teknologi menjadi salah satu konsentrasi Suqma untuk ke depannya. Melalui konsep fesyen 4.0 yang akan mengolaborasikan kebutuhan customer Suqma baik di online maupun offline.

Setiap bulannya, Sugma selalu mengeluarkan produk terbaru, termasuk saat Asian Games 2018 dengan menghadirkan gaya busana muslim bertema pesta olahraga Asia itu. "Kami berupaya agar setiap bulan selalu ada produk baru, itu disesuaikan dengan segmentase pasar kami, yang kebanyakan usia di atas 25 hingga 40 tahun. Mereka tidak terlalu butuh pakaian yang yang mahal. Umumnya mereka ingin sesering mungkin upload foto di medsos, dengan baju yang berbeda," terang Riel.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top