Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Jelang Tahun Politik, ASN Diminta Cegah Konflik di Media Sosial

Foto : Koran Jakarta/Muhamad Ma'rup

Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Bonifasius Wahyu Pudjianto dan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemendagri Sugeng Haryono (tengah) dalam acara Literasi Digital Sektor Pemerintahan di Jakarta, Sabtu (29/10).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Bonifasius Wahyu Pudjianto meminta aparatur sipil negara (ASN) untuk mencegah konflik di media sosial saat tahun politik. ASN harus netral agar suasana pemilu tidak memanas.

"Netralitas ASN sangat penting, kita harus mengisi media sosial dengan konten yang menyejukkan karena media sosial biasanya menjadi tempat munculnya konflik horizontal," ujar Bonifasius, dalam kegiatan Literasi Digital Sektor Pemerintahan, di Jakarta, Sabtu (29/10).

Dia menerangkan, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk menggelar pelatihan dalam rangka meningkatkan kecakapan digital para ASN. Sebagai aktor di belakang layar, menurutnya ASN harus menjadi sosok yang bisa mengatur dunia digital menjadi lebih positif.

"Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat dimanfaatkan secara maksimal dan dapat dijalankan manfaatnya pada pelatihan regional masing-masing," jelasnya.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemendagri Sugeng Haryono menyampaikan, pelatihan literasi digital merupakan bagian dari hak ASN untuk mengembangkan kompetensi. Dengan pengetahuan dan kemampuan literasi digital yang baik, setiap orang akan lebih kritis terhadap penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Dia berharap, para ASN yang mendapat pelatihan bisa menjadi mentor masyarakat di tengah tahun politik. Menurutnya, masyarakat harus memahami empat pilar literasi digital yaitu kecakapan, keamanan, budaya, dan etika digital.

"Tugas kita semua saat ini adalah kemampuan mendengarkan dan menjelaskan, tidak hanya sekadar memberikan wawasan pengetahuan, namun kita harus menganalisis dan mengintegrasikan berbagai pengetahuan," katanya.

Kepala Lab Psikologi Binus University Dr. Istiani menyebutkan bahwa ASN bisa disebut memahami budaya digital adalah pada saat pribadi tersebut memiliki beberapa kemampuan. Salah satunya dengan menerapkan nilai pancasila dan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.

"Jadi ASN individu harus mampu membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan," terangnya.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top