Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Jatuh Bangun Membangun Bisnis hingga Sukses

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

<< Sebagai pebisnis yang memiliki tanggung jawab besar terhadapperusahaan dan timnya, dia tidak menyerah.Selain berharap penuh kepada Tuhan, dia terus berusaha. Salah satunya dengan belajar kembali dan belajar bisnis dariorang yang tepat sampai akhirnya pelan-pelan bangkit dan sukses kembali. >>

Buku ini mengisahkan jatuh bangun Riza Zacharias membangun bisnis. Dia belajar berbisnis dari ibunya secara langsung. Bahkan saat kecil, dia sudah ikut terlibat. Riza juga melihat orang tuanya pernah saat dalam masa jaya, kemudian bangkrut, dan akhirnya bangkit lagi. Ilmu berharga dari sebuah pengalaman sejak masa kecil, lalu membentuk pribadi tangguh untuk berjuang membangun bisnis. Dia pun bangkrut berkali-kali sampai akhirnya bisa bangkit lagi dan sukses seperti sekarang.

Dia bilang, "Perjalanan roller coaster tampaknya tepat untuk menggambarkan bisnisnya tumbuh bagus. Mulanya berjalan tertatih, jatuh, terbanting, kembali berjalan, naik, tumbuh, dan kembali jatuh. Ini pengalaman besar yang saya rasakan," kata Riza (hal 3).

Jangan ada keraguan memulai dari kecil karena dari sana akan tumbuh sesuatu yang besar. Ini pun berlaku dalam bisnis. Inilah yang terjadi dengan penerbit Syaamil Qur'an yang dibangun Riza di mana saat awal dimulai dengan membuat buletin bernama Asy Syaamil. Buletin ini terbit setiap Jumat.

Dalam berbisnis tidak melulu bicara modal, walaupun memang tidak bisa dipisahkan. Yang dibutuhkan terutama kekuatan tekad, kesiapan mental, serta kebersihan hati. Kebersihan hati yang dimaksud berkaitan dengan hubungan antarmanusia. Karena ketika hati dikotori dendam dan amarah terhadap orang lain akan menjadi ghil yang menahan langkah sukses.

Memiliki hati yang bersih akan memberi banyak kemudahan. Begitulah kehidupan terjadi. Menebar kebaikan akan menuai kebaikan. Begitu juga sebaliknya. Hal ini sudah dibuktikan Riza Zacharias. Dia berhasil menyelesaikan dendam lama dengan baik, mengambil sikap bijaksana dengan mendatangi langsung dan memohon maaf dengan tulus kepada "musuhnya".

Menjadi seorang pemimpin membuatnya terlalu bersemangat. Belum tuntas satu ide, datang lagi gagasan-gagasan lain yang langsung dieksekusi. Sampai-sampai melupakan bahwa sebagai seorang pemimpin suatu perusahaan dia tidak "berjalan" sendiri. Ada tim di belakangnya. Semua harus seirama dalam bekerja, tidak boleh ada yang mendului. Karena dia berjalan sendiri, akibatnya bisnis berkembang tidak sesuai harapan. Sebabnya, tim bingung dengan sikapnya.

Selain itu, ada beberapa yang menjadi kesalahan fatal saat berbisnis, di antaranya salah mempercayai orang dan berlebihan. Dia juga salah memaknai ketegasan serta tidak mampu mengelola keuangan. Uang miliaran rupiah habis dalam sekejap. Malahan muncul utang belasan miliar. Sedangkan aset yang dimiliki jauh di bawah utang. Belum lagi produk yang dilempar ke pasar tak seberapa.

Sementara itu, kewajiban operasional sangat besar. Situsi ini benar-benar membuatnya jatuh. Namun sebagai pebisnis yang memiliki tanggung jawab besar terhadap perusahaan dan timnya, dia tidak menyerah. Selain berharap penuh kepada Tuhan, dia terus berusaha. Salah satunya dengan belajar kembali dan belajar bisnis dari orang yang tepat sampai akhirnya pelan-pelan bangkit dan sukses kembali.

Buku ini sangat cocok untuk pebisnis yang membutuhkan semangat baru saat menghadapi ujian kebangkrutan. "Dalam membesarkan bisnis atau organisasi, diperlukan sikap sadar diri, tidak egois, merasa hebat sendiri. Carilah pengaman dari risiko gangguan. Jangan ragu bersekutu demi membangun kebaikan.

Diresensi Meylanda

Dewi Mansur, S1 Teknik Sipil

Komentar

Komentar
()

Top