
Jangan Lupa Disimak, Ini Tren Pekerjaan di Masa Depan
Ilustrasi: Peserta mengikuti pelatihan budi daya sayuran hidroponik yang merupakan bagian dari program CSR ITDC di Green House Hydroponik Hydroku di Dusun Lenser, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Rabu (20/11/2024).
Foto: ANTARA/Ahmad SubaidiJakarta - Peneliti dari Pusat Riset Kependudukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Norman Luther Aruan mengungkapkan faktor-faktor yang diprediksi menjadi pembentuk tren pekerjaan di masa depan.
Pertama, ia menyoroti perkembangan teknologi yang mendorong kemajuan proses otomatisasi dan kehadiran kecerdasan buatan yang mulai mengambil alih tugas rutin yang bersifat manual maupun kognitif dalam dunia kerja.
"Jadi gelombang otomatisasi ini tidak hanya menggantikan pekerjaan tetapi juga mengubah sifat pekerjaan itu sendiri," kata Norman dalam diskusi daring yang dipantau di Jakarta pada Jumat.
Oleh karena itu, pengembangan keterampilan sumber daya manusia perlu dilakukan. Selain itu, mereka juga didorong beradaptasi dengan persyaratan pekerjaan yang semakin berkembang dengan hadirnya teknologi yang telah membantu dalam berbagai bidang.
Kedua, Norman mengatakan saat ini dunia tengah menghadapi kebangkitan Gig Economy atau sistem tenaga kerja yang terdiri dari posisi kerja sementara atau kontrak jangka pendek.
"Jadi akibat perkembangan teknologi sehingga memungkinkan muncul apa yang disebut sebagai Gig Economy," tegasnya.
Menurutnya, kebangkitan Gig Economy menimbulkan pro dan kontra dimana di satu sisi sistem tersebut menawarkan otonom dan fleksibilitas dalam dunia kerja. Sementara itu di sisi lain Gig Economy menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan dan perlindungan kerja.
Ketiga yakni terjadi transisi demografi pekerja dengan kemunculan generasi Z dan milenial dimana mereka dinilai lebih memprioritaskan pekerjaan yang bermakna, memiliki peluang untuk bertumbuh, serta lingkungan kerja yang kolaboratif.
"Sehingga perusahaan atau organisasi yang memahami dan beradaptasi dengan pergeseran demografis ini akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk mempertahankan bakat kemudian mengembangkan atau mendorong inovasi dan tetap kompetitif di dunia kerja yang terus berkembang," ujar Norman.
Guna menghadapi ketiga faktor ini, dia mendorong calon pekerja menyeimbangkan kemampuan interpersonal (soft skill) dan keterampilan teknis (hard skill) yang diperlukan untuk dalam pekerjaan di masa depan.
"Kemampuan teknis di masa depan sama pentingnya dengan kemampuan soft skill yang merupakan sesuatu yang diperlukan dalam masa depan pekerjaan," kata dia.
Berita Trending
- 1 Ditlantas Polda Babel awasi pergerakan kendaraan lintas kabupaten
- 2 Jangan Beri Ampun Pelaku Penyimpangan Impor. Itu Merugikan Negara. Harus Ditindak!
- 3 Aksi Bersih Pantai Menteri LH dan Panglima TNI di Pangandaran, Peringati Hari Peduli Sampah
- 4 Andreeva Kejutkan Iga Swiatek dan Lolos ke Semifinal Dubai Open
- 5 Bima Arya Tegaskan Retret Kepala Daerah Tingkatkan Kapasitas Kepemimpinan
Berita Terkini
-
Kasus Anak Tewas Tersedot Saluran Pembuangan Kolam Renang Diselidiki Polisi
-
Serikat Pekerja Dorong Pertamina Kembali Jadi Perusahaan Negara Terintegrasi Berada Dibawah Kendali Langsung Presiden RI
-
Pemprov Jawa Tengah Memberikan Tali Asih untuk Penghafal Al Quran
-
Gowes Bareng Untuk Dukung Pencapaian Kinerja Yang Solid
-
DPR Dorong Perubahan Status Mitra Ojol untuk Kepastian THR