Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Jangan Bepergian, Dinkes Minta Warga Sumsel Kurangi Mobilitas Respons Kasus Omicron

Foto : ANTARA/Nova Wahyudi

Petugas kesehatan dari Polrestabes Palembang memeriksa kondisi kesehatan siswa calon penerima vaksin COVID-19 saat pelaksanaan vaksinasi COVID-19 bagi anak usia 6-11 tahun di SD Negeri 2 Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022).

A   A   A   Pengaturan Font

Palembang - Dinas Kesehatan (Dinkes) meminta warga di Provinsi Sumatera Selatan mengurangi kegiatan bepergian (mobilitas) untuk merespons kasus baru terdeteksinya seorang warga Palembang yang terpapar COVID-19 varian Omicron.

Kepala DinkesProvinsi Sumatera Selatan Lesty Nurainy di Palembang, Ahad mengatakan, varian baru Omicron ini tidak bisa dianggap remeh karena sangat mudah menular.

Karena itu, warga diharapkan tidak abai dengan protokol kesehatan, yang salah satunya mengharuskan untuk menjauhi kerumunan.

"Beberapa hari terakhir penambahan kasus selalu di atas 100, jadi warga diminta waspada dan mengurangi mobilitas," katanya.

Berdasarkan data terbaru Dinkes per 5 Februari 2022 diketahui terjadi penambahan baru konfirmasi positif COVID-19 sebanyak 183 kasus dari total 275 orang.

Rinciannya, Kota Palembang 132 orang, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur 1 orang, Kabupaten Ogan Komering Ilir 2 orang, Kabupaten Empat Lawang 1 orang, Kota Lubuklinggau 3 orang, Kabupaten Banyuasin 3 orang, Kota Prabumulih 3 orang, Kabupaten Ogan Ilir 4 orang, Kabupaten Ogan Komering Ulu 33 orang dan Kabupaten Muara Enim 1 orang.

Sejak ditemukan kasus COVID-19 di Sumsel pada pada Maret 2020, diketahui terdapat 60.666 orang terpapar, dengan 56.952 orang dinyatakan sembuh dan 3.084 orang meninggal dunia.

Sementara, kasus pertama Omicron diketahui berdasarkan pemeriksaan while genome sequencing (WGS) dari Kementerian Kesehatan yang diterima Dinkes Sumsel pada 4 Februari 2022.

Pengiriman sampel ke Laboratorium Kementerian Kesehatan sudah dilakukan sejak dua pekan lalu sehingga pasien yang terpapar Omicron saat ini diperkirakan sudah sembuh.

"Pasien ini memiliki riwayat perjalanan dari Jakarta, katanya.

Terkait sudah ditemukannya kasus Omicron di Sumsel, iamengimbau masyarakat tidak terlalu panik asalkan tetap disiplin dalam penerapan protokol kesehatan.

Untuk kasus yang ada, pemerintah akan menggencarkan pelacakan dan pemeriksaan tes usap antigen dan PCR.

Sementara bagi yang terkonfirmasi positif, kata Lesty Nurainy, maka ditindaklanjuti dengan isolasi mandiri atau jika membutuhkan perawatan lebih lanjut dapat dirujuk ke rumah sakit.

Epidemiolog dari Universitas Sriwijaya(Unsri) Iche Andriany Liberty mengatakan dengan ditemukannya kasus baru Omicron tersebut maka harus digencarkan testing, tracing dan treatment (3T) kepada pasien yang terpapar tersebut.

Upaya atau tindakan berupa tes (testing), penelusuran kontak erat (tracing) dan tindak lanjut berupa perawatan (treatment) bagi penderita COVID-19 dapat mencegah penyebaran virus ini.

"Siapa pun yang ada kontak harus dilakukan tes, sehingga yang terkonfirmasi positif dapat segera melakukan isolasi. Dengan begitu dapat mencegah virus menyebar," kata dia.

Ia menyarankan, pemerintah daerah memiliki target dalam melakukan tesdan tracing, semisal dengan membuat perbandingan 1 orang penderita berbanding dengan 15-20 orang.

Jika upaya ini ketat dilakukan maka varian Omicron ini dapat diredam, atau setidaknya tidak masif dalam penyebarannya.

Selain 3T, yang tak kalah penting yakni upaya pemberian vaksin COVID-19 penguat (booster) ke kelompok rentan yakni lansia dan anak-anak, hingga masyarakat yang sudah melewati masa penyuntikan vaksin terakhirnya pada 6 bulan lalu.

"Kita tidak tahu, bagi yang awal-awal sudah divaksin seberapa lagi tingkat imun di tubuhnya. Jadi booster ini perlu digencarkan," demikianIcheAndriany Liberty.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top