Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Diplomatik Teluk

Jamaah Haji dari Qatar Meningkat, Tidak Terpengaruh Konflik

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Doha - Secara mengejutkan, pemutusan hubungan diplomatik oleh Pemerintah Arab Saudi kepada Doha, tidak mempengaruhi niat masyarakat Qatar yang hendak melaksanakan ibadah haji pada tahun ini. Sebaliknya, jumlah jamaah haji dari Qatar pada 2017 meningkat dibanding tahun sebelumnya.

Menurut Gubernur Mekkah dan Ketua Komite Pusat Haji, pangeran Khalid al-Faisal, jumlah jamaah haji yang berasal dari Arab Saudi sebanyak 1.752.014. Jumlah ini naik dari tahun sebelumnya, yakni 426.263 jamaah.

Dari total jumlah 1.752.014 jamaah, sebanyak 1.564 orang terdaftar sebagai jamaah yang berasal dari Qatar. Jumlah ini, naik dibanding tahun lalu, yang tercatat 1.210 orang.

Naiknya jumlah jamaah haji dari Qatar ini menjadi sebuah fakta yang mengejutkan. Pasalnya, banyak masyarakat Qatar waswas terhadap kemungkinan bisa atau tidaknya mereka menjalankan ibadah haji menyusul memburuknya perseteruan Qatar dan Arab Saudi.

Doha pun menuding pemerintah Arab Saudi telah mempolitisasi haji hingga melayangkan laporan khusus ke PBB terkait kebebasan beragama. Dalam laporannya, Doha mengungkapkan kekhawatirannya terkait kesulitan dan tantangan yang bakal dihadapi oleh masyarakat Qatar, yang ingin melakukan ibadah haji tahun ini.

Beruntung, Pemerintah Arab Saudi pada 18 Agustus lalu dilaporkan telah membuka pintu perbatasan Salwa dengan Qatar untuk memberi aksi bagi para jamaah haji dari Qatar yang hendak melakukan ibadah haji. Dibukanya pintu-pintu bagi jamaah haji dari Qatar terjadi setelah ada pertemuan antara Putera Mahkota Mohammed bin Salman dan Sheikh Qatar, Abdullah bin Ali bin Abdullah bin Jassim al-Thani.

Pemerintah Arab Saudi, Mesir, Yaman, Uni Emirat Arab, dan Bahrain pada 5 Juni 2017 lalu, secara serentak memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Pemerintah Qatar dituduh telah mendukung terorisme atas sikapnya yang mendukung Ikhwanul Muslim (IM), sebuah organisasi massa Islam tertua. Ketegangan memburuk saat Doha kedapatan meningkatkan hubungan bilateralnya dengan Iran, sebuah negara Persia yang selama ini menjadi rival negara-negara teluk.

Terkait perseteruan Qatar dengan negara-negara Arab pimpinan Arab Saudi, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Kamis (31/8) mendorong negara-negara di kawasan agar menemukan sebuah resolusi diplomatik dalam mengatasi keretakan ini. Gedung Putih dalam keterangannya menyatakan, Presiden Trump telah berdiskusi lewat telepon pada Rabu (30/8) dengan Raja Salman dari Arab Saudi mengenai permasalahan ini.

Dalam diskusi tersebut, Trump mengatakan kepada Raja Salman bahwa sebuah resolusi diplomatik akan memenuhi komitmen AS terhadap Riyadh untuk menjaga persatuan, tetapi saat yang sama memerangi terorisme.

Hubungan Qatar-Iran

Sementara itu, Giorgio Cafiero, CEOof Gulf State Analytics, mengatakan Pemerintahan Trump sebenarnya khawatir dengan pertumbuhan hubungan Qatar dengan Iran, dimana hal ini adalah inti permasalahan.

"Kita perlu melihat hal ini dalam kontek Qatar sedang membuat sebuah keputusan untuk kembali pada Teheran. Pemerintahan Trump sangat khawatir dengan apa yang sedang terjadi di Teluk, yakni berkembangnya hubungan Qatar - Iran sebagai sebuah konsekuensi krisis di negara-negara Teluk saat ini," kata Cafiero.

Sebelumnya pada hari Rabu kemarin (30/8), Pemerintah Russia menyatakan dukungannya terhadap upaya Pemerintah Kuwait yang sedang memediasi masalah ini. Krisis diplomatik Qatar dengan negara-negara Arab sudah berlangsung selama 3 bulan. uci/al Jazeera

Komentar

Komentar
()

Top