Jalan Silat Menuju Panggung Olimpiade
Seorang pesilat cilik saat tampil di salah satu kejuaraan di GOR Ken Arok, Kota Malang.
Foto: (ANTARA/Ananto Pradana)JAKARTA - Pencak silat, seni bela diri asli Indonesia, telah lama menjadi kebanggaan nasional. Namun, harapan agar olahraga bela diri itu dapat dipertandingkan dalam ajang olahraga terbesar dunia, Olimpiade, belum juga terwujud.
Kini, impian itu kembali menggema dengan lebih kuat berkat dorongan langsung dari Presiden Prabowo Subianto, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI).
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung PB IPSI untuk membawa pencak silat semakin mendunia hingga mencapai panggung Olimpiade.
"Sudah sejak lama cita-cita kita membawa pencak silat menuju Olimpiade. Kita harus bersama-sama berkolaborasi untuk mewujudkannya karena pencak silat sebagai budaya bangsa merupakan kebanggaan kita bersama," ujar Dito.
Dukungan tersebut semakin diperkuat dengan meningkatnya minat dari negara-negara lain terhadap pencak silat. Ketua Harian PB IPSI Benny G Sumarsono melaporkan bahwa banyak negara telah meminta Indonesia untuk mengirimkan pelatih guna memperkenalkan dan mengembangkan olahraga ini di tingkat global.
Dengan semakin populernya pencak silat di negara lain, peluang agar olahraga ini bisa masuk sebagai cabang yang dipertandingkan dalam Olimpiade menjadi lebih terbuka.
Presiden Prabowo Subianto, dalam berbagai kesempatan, menekankan pentingnya pencak silat sebagai warisan budaya yang harus diperkenalkan secara luas.
Prabowo dan pencak silat itu lekat. Presiden RI itu menjadi Ketua Umum PB IPSI sejak 21 tahun lalu hingga saat ini dan berkecimpung di kepengurusan IPSI sudah selama 34 tahun terakhir. Baginya, pencak silat bukan hanya olahraga, tetapi juga seni dan identitas bangsa Indonesia.
Pernah melihat ayunan tangan Prabowo saat kampanye dan debat calon presiden 2024? Itu adalah gerakan ancang-ancang seorang pesilat sebelum bertarung.
Sudah sejak lama Prabowo berjuang agar dunia mengenal pecak silat, dan salah satu cara perkenalan terbaik adalah dengan mempertandingkannya di Olimpiade.
Langkah nyata menuju Olimpiade
Upaya memasukkan pencak silat ke dalam Olimpiade bukanlah perjalanan singkat. Indonesia telah melakukan berbagai langkah strategis, salah satunya dengan memperkenalkan pencak silat dalam ajang Olimpiade Paris 2024.
Prabowo Subianto secara langsung bertemu dengan Presiden International Olympic Committee (IOC) Thomas Bach untuk menyampaikan aspirasi Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, Prabowo didampingi oleh Menpora Dito Ariotedjo, anggota IOC dari Indonesia Erick Thohir, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari, serta Chef de Mission (CdM) kontingen Indonesia untuk Olimpiade Paris 2024, Anindya Bakrie.
Upaya tersebut diperkuat dengan ekshibisi pencak silat di Paris yang dihadiri oleh berbagai federasi olahraga dari berbagai negara. Langkah ini menjadi bagian dari strategi memperkenalkan pencak silat kepada dunia dan mendukung gerakan Olympic Movement.
Tak hanya di Prancis, Prabowo juga memanfaatkan kunjungannya ke Mesir untuk memperkenalkan pencak silat di tingkat internasional.
Ia menekankan bahwa eksistensi pencak silat di berbagai ajang internasional menjadi kunci utama dalam mengamankan tempatnya di Olimpiade. Selain itu, festival dunia pencak silat dan turnamen internasional juga terus digelar guna menarik perhatian dunia terhadap olahraga itu.
Komite Olimpiade Indonesia (KOI) bersama PB IPSI dan Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) tengah membentuk tim khusus untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh IOC dan AIMS (Alliance of Independent Recognized Member of Sports).
Menurut Ketua KOI Raja Sapta Oktohari, pendekatan ini telah diterapkan pada olahraga lain seperti panjat tebing, yang sebelumnya belum diakui tetapi kini telah menjadi cabang olahraga Olimpiade.
Selain lobi-lobi di tingkat internasional, Indonesia juga gencar mengadakan Kejuaraan Dunia Pencak Silat sebagai bagian dari strategi agar pencak silat dapat memenuhi syarat masuk ke Olimpiade.
Pada Desember 2024, Kejuaraan Dunia Pencak Silat ke-20 digelar di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, dengan partisipasi lebih dari 1.100 atlet dari 55 negara. Ajang ini menjadi momen penting dalam menggalang dukungan global agar pencak silat diakui oleh IOC.
Dito Ariotedjo menekankan bahwa misi utama di balik penyelenggaraan kejuaraan dunia ini adalah untuk menjadikan pencak silat sebagai olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade.
Harapannya, dengan semakin banyaknya negara yang terlibat, maka pencak silat bisa semakin dekat dengan pengakuan dari IOC sebelum tahun 2028 di Los Angeles.
Syarat Olimpiade
Meski berbagai langkah telah dilakukan, tantangan besar masih menghadang upaya pencak silat menuju Olimpiade. Salah satunya adalah persyaratan ketat dari IOC yang mengharuskan olahraga yang masuk dalam ajang Olimpiade harus memiliki penyebaran global yang luas dan memiliki struktur kompetisi yang berkelanjutan di berbagai benua.
Selain itu, pencak silat harus mampu menarik perhatian dunia sebagai olahraga kompetitif yang menarik bagi audiens global.
Itu berarti Indonesia harus terus mengembangkan pencak silat agar lebih adaptif terhadap format pertandingan yang sesuai dengan standar Olimpiade.
Namun, dengan adanya komitmen kuat dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, KOI, dan komunitas pencak silat internasional, harapan agar pencak silat bisa dipertandingkan di Olimpiade semakin nyata.
"Momen seperti Olimpiade ini adalah etalase bagi pencak silat untuk dikenal dunia. Target kami bukan hanya agar pencak silat diakui oleh IOC, tetapi juga menjadi bagian dari Youth Olympic dan Summer Olympic," kata Raja Sapta Oktohari, saat penampilan pesilat Indonesia dipertontonkan di Paris, di sela-sela kompetisi Olimpiade 2024.
Anggota Bidang Pembinaan Prestasi PB IPSI Sunarno menyebutkan bahwa berbagai pemangku kepentingan terkait di pemerintah terus memperjuangkan upaya ini. Target paling minim adalah agar pencak silat bisa menjadi olahraga eksibisi di Olimpiade Los Angeles 2024, yakni olahraga yang dipertandingkan namun pemenangnya tidak mempengaruhi jumlah perolehan medali.
Target terdekat lainnya adalah agar pencak silat juga kembali dipertandingkan di Asian Games 2026 di Jepang, sebagaimana pencak silat juga memiliki kompetisi di Asian Games 2018 di Indonesia. Sebelumnya, pencak silat tidak dipertandingkan pada Asian Games 2022 di Hangzhou China.
Jalan menuju Olimpiade memang masih panjang, tetapi dengan upaya yang terus dilakukan, pencak silat semakin dekat untuk menjadi bagian dari sejarah olahraga dunia.
Kini, perjuangan tidak hanya milik Indonesia, tetapi juga semua pencinta pencak silat di seluruh dunia yang ingin melihat seni bela diri khas Nusantara ini bersaing di panggung Olimpiade. Ant
Berita Trending
- 1 Thailand Ingin Kereta Cepat ke Tiongkok Beroperasi pada 2030
- 2 Incar Kemenangan Penting, MU Butuh Konsistensi
- 3 Peneliti Korsel Temukan Fenomena Mekanika Kuantum
- 4 Kepercayaan Masyarakat Dapat Turun, 8 Koperasi Bermasalah Timbulkan Kerugian Besar Rp26 Triliun
- 5 Wamendagri Nilai Kepuasan 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran Cerminkan Kepercayaan Rakyat
Berita Terkini
- Tinggal Bersih-bersih Rumah, BPBD Pastikan Banjir yang Melanda Jakarta Telah Surut
- Puluhan sekolah di Banjarmasin terdampak banjir
- Siaga Banjir, Curah Hujan di Jakarta saat Ini Hampir Sama dengan Tahun 2020
- Cegah Hujan Deras, BNPB Semai Satu Ton Garam di Langit Kalsel
- Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Disetiap Kecamatan