Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Jaktim Bentuk 24 Kampung Siaga Bencana di Daerah Rawan Banjir

Foto : ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

Pekerja K3 perkantoran mengevakuasi korban kebakaran dalam Simulasi Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan di The Kensington Office Tower, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (30/8/2024). Simulasi dilakukan untuk melatih kesiapan SDM dan peralatan pemadaman di kawasan perkantoran dalam menghadapi bencana kebakaran.

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta -- Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur membentuk 24 Kampung Siaga Bencana (KSB) yang tersebar di 10 kecamatan di wilayah tersebut, khususnya daerah yang rawan terjadi banjir dan kebakaran.

"Pembentukan KSB ini untuk meningkatkan kepedulian warga dalam mencegah bencana. Kemudian ketika terjadi bencana seperti banjir dan kebakaran penanganan lebih cepat ditanggulangi," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sudin Dinas Sosial Jakarta Timur Abdul Salam di Jakarta, Senin.

Ke-24 KSB itu diantaranya berada di Kelurahan Kampung Rambutan, Cibubur, Ciracas, Cipinang Muara, Kampung Melayu, Bidara Cina, Kampung Tengah, Dukuh, Cililitan, Cawang, dan Balekambang.

Selanjutnya Kelurahan Cipinang Melayu, Kebon Pala, Pinang Ranti, Halim Perdanakusuma, Kebon Manggis, Pondok Bambu, Rawa Teratai, Cakung Barat, dan Penggilingan.

Menurut diapembentukan KSB di wilayah rawan bencana itu disiapkan posko dan personel yang siaga melakukan penanganan awal bila terjadi bencana, seperti menyiapkan lokasi posko pengungsian, dapur umum hingga lokasi posko bencana yang disiapkan untuk menampung bantuan sosial.

Selain itu, para personel juga rutin mengedukasi warga untuk mencegah terjadinya bencana kebakaran.

Sementara itu, Kepala Seksi Perlindungan Jaminan dan Rehabilitasi Sosial (Rehsos) Sudin Sosial Jakarta Timur, Denny Slamet menambahkansetiap KSB beranggotakan 10-20 orang.

Mereka berasal dari unsur pengurus RT/RW, anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana), pekerja sosial masyarakat dan pendamping sosial.

"Personel di KSB lebih dulu bergerak melakukan penanganan awal, ketika terjadi bencana di wilayahnya. Setelah itu, barulah dari jajaran pemerintah kota melakukan penanganan secara teknis," tuturnya.


Redaktur : -
Penulis : Antara, Sujar

Komentar

Komentar
()

Top