Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Jakarta Perlu Menjadi Kota MICE

Foto : ANTARA/Ganet

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf Vinsensius Jemadu memberikan penjelasan terkait penyelenggaraan Indonesia ASEAN Stationery & Gift Expo (IASGE) 2024 pada 3-5 Oktober di JI Expo Kemayoran Jakarta Pusat, Rabu (4/9).

A   A   A   Pengaturan Font

“Kegiatan MICE yang bersifat internasional bisa menjadi gerbang bagi Jakarta untuk menjadi kota global."

JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekaf) mengingatkan pentingnya Jakarta menjadi kota tempat kegiatan "Meetings, Incentives, Conventions" dan "Exhibitions" (MICE) setelah tidak lagi menyandang sebagai Ibu Kota Negara (IKN).

"Kegiatan MICE yang bersifat internasional bisa menjadi gerbang bagi Jakarta untuk menjadi kota global," kata Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf Vinsensius Jemadu di Jakarta, Rabu.

Hal itu disampaikan pada pencanangan Indonesia ASEAN Stationery & Gift Expo (IASGE) 2024 yang akan diselenggarakan pada 3-5 Oktober di JI Expo Kemayoran Jakarta Pusat. Menurut dia, untuk mewujudkan Jakarta sebagai lokasi MICE bertaraf internasional maka sejak sekarang sudah mulai memposisikan dan melakukan perubahan merek (rebranding) karena siap atau tidak siap dalam waktu dua tahun lagi IKN akan pindah.

Citra (image) harus segera diubah apabila ingin menjadikan Jakarta sebagai kota bisnis dan industri. Lewat kegiatan MICE berskala internasional membuat Indonesia dikenal di mata dunia yang akhirnya menumbuhkan aktivitas bisnis dan industri.

Apalagi IASGE ini merupakan kali kedua diselenggarakan di Jakarta serta tahap satu sukses mendapat animo tinggi dari masyarakat. Artinya kepercayaan dunia terhadap iklim berusaha di Jakarta kian bertumbuh. Jemadu juga berpesan agar kegiatan pameran (expo) tidak hanya sekadar transaksi bisnis tetapi juga memberikan inspirasi bagi mitra bisnis di dalam negeri. Menurut dia, industri hadiah (gift) itu penuh dengan pendekatan kreativitas dan inovatif untuk itu pelaku usaha hendaknya bisa menerapkan prinsip ATM (amati, tiru dan modifikasi) agar bisa mengimbangi pelaku di luar negeri.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top