Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemindahan Ibu Kota

Jakarta Butuh Pemimpin yang Punya Gagasan Kelas Dunia

Foto : ISTIMEWA

Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) serentak

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) serentak pada November mendatang khususnya di Jakarta akan sangat bersejarah karena bersamaan dengan pindahnya Ibu Kota Negara (IKN) ke Nusantara, Kalimantan Timur. Kendati pindah ke IKN Nusantara, warga Jakarta tidak perlu khawatir apalagi takut karena Jakarta sebagai kota telah tumbuh lama dan punya relevansinya sendiri sebagai kota yang eksis ratusan tahun.

Kurator IKN yang juga mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dalam keterangannya seperti dikutip dari Antara di Jakarta, Minggu (23/6), mengatakan Jakarta ke depan sebagai tempat bagi gagasan kelas dunia membutuhkan perubahan melalui pemimpin yang memiliki imajinasi.

"Jakarta adalah tempat untuk gagasan kelas dunia. Mengapa? Karena potensi pendukungnya ada, begitu juga infrastruktur dan anggarannya, yang dibutuhkan adalah pemimpin yang punya imajinasi. Jakarta membutuhkan perubahan," kata Ridwan Kamil.

Dia lantas menyoroti berbagai masalah yang sedang dihadapi Jakarta, salah satunya polusi udara. Kondisi yang terjadi di Jakarta, jelasnya, tidak terlepas dari kondisi yang terjadi di tingkat global maupun wilayah sekitarnya.

"Memimpin Jakarta harus memahami wilayah-wilayah tetangganya, yakni Jawa Barat dan Banten. Jakarta harus menjadi 'kakak' yang baik bagi kota dan kabupaten di sekitarnya," katanya.

Kota yang baik dan humanis adalah ketika orang lebih senang berkumpul di luar ruangan ketimbang di dalam ruangan, dan itu bisa terjadi ketika kondisinya aman, nyaman, serta ramah.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Atmajaya Jakarta, YB. Suhartoko, yang diminta pandangannya mengatakan dampak positif kepindahan Ibu Kota dari Jakarta ke IKN Nusantara adalah beban Jakarta sebagai kota administratif pemerintah pusat berkurang.

"Dengan demikian persoalan kemacetan, polusi udara, air akan mulai berkurang. Ini bisa terjadi jika tidak terjadi pergeseran, karena peningkatan sebagai kota bisnis sering kali menimbulkan dampak lingkungan dan sosial yang lebih buruk," ungkap Suhartoko.

Selain itu, Pemda DKJ harus lebih otonom menghadapi berbagai persoalan, baik dari sisi anggaran maupun sumber daya manusia (SDM).

Atasi Tantangan

Direktur Pusat Studi Demokrasi dan Pancasila, Nazar el Mahfudzi, mengatakan Jakarta perlu kepemimpinan yang kuat sehingga dengan segala aset yang dimiliki, Jakarta bisa mengatasi segala tantangannya. Untuk itu, Jakarta harus menjadi pusat inovasi dan teknologi.

Dengan memanfaatkan teknologi terkini, Jakarta dapat mengatasi berbagai masalah, seperti polusi udara, kemacetan, dan banjir. Smart city initiatives yang mengintegrasikan Intelligence of Thinking, big data, dan artificial intelligence dapat membantu pengelolaan kota yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Sebagai pusat ekonomi, Jakarta juga memiliki potensi besar dalam sektor ekonomi kreatif. "PR terakhir Jakarta adalah memperbanyak ruang hijau dan taman kota. Selain membantu mengurangi polusi udara, ruang hijau juga memberikan tempat rekreasi dan meningkatkan kualitas hidup warga Jakarta. Inisiatif urban farming dan taman vertikal bisa menjadi solusi di tengah keterbatasan lahan," kata Nazar.

Untuk mengeksekusi itu, Jakarta perlu kepemimpinan yang tidak hanya visioner, tapi bisa mengeksekusi semua rencana dengan detail.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top