Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Cuaca Ekstrem I DKI Siapkan Alat Ukur Curah Hujan

Jakarta Banjir, Satu Orang Meninggal, 694 Warga Mengungsi

Foto : ANTARA/M Risyal Hidayat

Warga korban banjir Cipinang Melayu beristirahat saat mengungsi di Masjid Universitas Borobudur, Jakarta Timur, Jumat (19/2). Sebanyak 60 orang warga dari RW 04 Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makassar tersebut mengungsi dikarenakan permukimannya terendam banjir akibat luapan air dari Kali Sunter.

A   A   A   Pengaturan Font

Pemprov DKI ­Jakarta menyiapkan berbagai parameter, alat ukur curah hujan dan seba­gainya untuk ­mengantisipasi banjir di sejumlah wilayah di Jakarta.

JAKARTA - Sebanyak 57 kawasan Rukun Tetangga (RT) di DKI Jakarta banjir degan ketinggian air mulai 40 sentimeter hingga 1,5 meter. Banjir yang terjadi akibat curah hujan yang tinggi ini mengakibtkan 694 Warga mengungsi dan satu orang meninggal terjebak banjir.
"Ketinggian air 40-150 sentimeter menimpa 26 RT," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, Raditya Jati di Jakarta, Jumat (19/2).
Raditya menjelaskan, penyebab genangan di kawasan tersebut akibat curah hujan tinggi serta luapan saluran penghubung Sulaiman dan Kali Sunter.
Sejumlah tempat pengungsian di Kelurahan Cipinang Melayu diantaranya Mushola Al Muhajirin, rumah warga, SDI AI Hayatiniyah, Masjid Borobudur, Tenda Pengungsi RW 04, Masjid Al Abadiyah, Masjid Al Aniyah, SDN 09/10 Pagi, mushola kelurahan, dan Masjid Attabiin.
Selain itu, genangan juga terjadi di empat kawasan RT di Kelurahan Pondok Bambu, Jakarta Timur sekitar 40-70 sentimeter. Kemudian tiga RT di Kelurahan Cipinang Utara, Jakarta Timur tergenang antara 40-80 sentimeter akibat luapan Kali Sunter.
Sedikitnya 15 RT di Kampung Melayu, Jakarta Timur tergenang antara 40-100 sentimeter, yang disebabkan luapan Kali Ciliwung. Terakhir di Kelurahan Rawa Terate sebanyak empat RT sekitar 40-60 sentimeter.
Selanjutnya di Jakarta Barat, sebanyak lima RT terdampak genangan diantaranya Kelurahan Rawa Buaya, Kali Angke, Kedoya Utara, dan Tegal Alur dengan ketinggian antara 40-50 sentimeter. "Kondisi genangan sedang ditangani oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan PPSU Kelurahan ditargetkan akan surut dalam waktu cepat," ujar Raditya.
Sementara itu, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta mengerahkan 20 unit pompa portabel untuk menyedot banjir yang terjadi di RW04 Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Jumat sore.
"Sementara ini kita kerahkan 20 unit pompa dari TKP dibuang ke Kalimalang karena lokasinya berdekatan di seberang jalan," kata Kepala Gulkarmat DKI Jakarta Satriadi Gunawan.
Sebanyak 20 unit pompa yang dikerahkan masing-masing berkapasitas 3.000 meter per kubik, 6.000 meter per kubik dan 10.000 meter per kubik.
Pompa tersebut terpasang di masing-masing bak mobil petugas damkar yang terpasang di jalan sisi selatan Kali Malang dekat Cipinang Indah Mal.
Salah satu warga RW04 Cipinang Melayu, Erwan mengatakan banjir di lingkungan setempat perlahan surut sekitar pukul 17.00 WIB.
Seorang warga di RW04 Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, dilaporkan meninggal dunia akibat sakit saat rumahnya terendam banjir.
"Memang nenek saya ini enggak bisa gerak, gak bisa makan juga, terus ada penyakit gula juga," kata cucu almarhumah, Febri.
Almarhumah atas nama Maryati (80) meninggal dunia saat sedang terbaring sakit di lantai dua rumahnya.

Siaga Banjir
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, Pemprov DKI Jakarta menyiapkan berbagai parameter, alat ukur curah hujan dan sebagainya untuk mengantisipasi banjir di sejumlah wilayah di Jakarta.
Lalu, Riza menjelakan, jumlah titik banjir DKI Jakarta turun signifikan dari tahun ke tahun. "Kalau melihat data dari tahun-tahun sebelumnya terdapat penurunan yang signifikan," ujar Riza.
"Saya melihat dari data tahun 2013 umpamanya, titik pengungsi ada 1.115, tahun 2015 ada 337, di tahun 2018 tidak ada pengungsian, di banjir 2019 ada 13 titik pengungsian, banjir tahun 2020 ada 70 titik pengungsian, dan untuk data banjir tahun 2021 sedang kita rekap, sementara baru 1-2 titik pengungsian," ungkapnya.
Kendati demikian, Ariza menuturkan, jadi dari korban jiwa dari tahun 2013 ada 38 sampai hari ini terus menurun, untuk tahun 2019 terdapat korban 2 korban jiwa, tahun 2018 ada 1 korban jiwa, tahun 2020 ada 2 korban jiwa. jon/Ant/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top