Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Jakarta Akhir pekan

A   A   A   Pengaturan Font

Sebanyak tujuh perupa yang sebagian besar tanpa latar belakang seni menampilkan karyanya dalam pameran karya bertema Titik Temu. Mereka adalah Andriani S Sumantri, Gloria Pearl, Ika Vantiani, Mira Balya, MS Alvi, Saniyyah Blesshanti dan Mohamad Jagad Marcelleno.

Berbagai karya yang diwujudkan dalam medium sulam, gambar, data, bentuk tiga dimensi sampai Kamus Bahasa Indonesia. Karyakarya tersebut merepresentasikan ide-ide seniman yang berasal dari berbagai kalangan.

Adriani S Sumantri membuat sulam di atas batik. Sulam tersebut menceritakan sebuah dialog kematian. Untuk sebagian orang, kematian ditandai dengan sinar putih atau kehidupan yang menyenangkan setelah meninggalkan dunia.

Batik dipilih menjadi medium sulam dimaksudkan sebagai cara untuk menghormati karya para pendahulu sekaligus untuk melepaskan ego manusia. "Ini latihan melepas ego, dengan memilih medium mengakui keberadaan liyan," ujar dia yang ditemui dalam pembukaan pameran, Rabu (7/8) malam.

Mira Balya menggunakan medium gambar untuk merepresentasian pemikiran para penderita demensia maupun Alzheimer. Ia terinspirassi mendiang ibunya yang menderita demensia. Untuk itu, ia mengajak para manula di sebuah panti untuk berimajinasi dengan gambar. Lalu terwujudlah, gambar yang antara lain berupa bunga dan pemandangan.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top