Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Jaga Lingkungan, Industri Batik Diminta Terapkan Aktivitas Ramah Lingkungan

Foto : Istimewa.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA), Kemenperin, Reni Yanita dalam acara Pembukaan Batik Sragen Great Sale 2023 di Kantor Kemenperin, Jakarta, Senin (11/12).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong agar pelaku industri batik untuk melakukan transformasi menuju industri ramah lingkungan. Sebab, industri harus mengedepankan konsel keberlanjutan dalam aktivitasnya

"Hal ini mengingat adanya pergeseran preferensi konsumen ke produk ramah lingkungan yang terus meningkat,"ucap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA), Kemenperin, Reni Yanita dalam acara Pembukaan Batik Sragen Great Sale 2023 di Kantor Kemenperin, Jakarta, Senin (11/12).

Reni mengatakan, sebagai bentuk keseriusannya pemerintah, pada 2022, Kemenperin telah menyusun Buku "Mengenal Industri Batik Ramah Lingkungan" yang dapat menjadi salah satu pedoman pelaku industri batik dalam bertransformasi ke industri ramah lingkungan.

Adapun Reni mengapresiasi Paguyuban IKM dan UMK Batik Sragen atas upaya dalam menumbuhkembangkan Industri Batik sehingga dapat berkontribusi pada ekonomi masyarakat khususnya di Kabupaten Sragen, salah satunya dengan penyelenggaraan pameran ini.

"Saya mengapresiasi Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Sragen atas upaya dalam mendukung berbagai stakeholder pada Industri Batik,"ujarnya

Dia katakan bahwa industri Batik merupakan bagian Subsektor Industri Tekstil dan Pakaian Jadi yang memiliki peran penting bagi perekonomian nasional. Berdasarkan data dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Perindustrian, Sektor Industri Tekstil dan Pakaian Jadi berturut-turut menyumbang sebesar 1,40 persen dan 4,30 persen pada PDB Triwulan III - 2023 Industri Pengolahan Non-Migas.

Kinerja ekspor sektor Industri Tekstil dan Pakaian Jadi sepanjang 2022 mencapai angka 13,96 miliar dollar AS, meningkat dibanding 2021 yang hanya mencapai 13,17 miliar dollar AS. Nilai ekspor Sektor Industri Tekstil dan Pakaian Jadi pada periode Januari-Oktober 2023 mencapai 9,85 miliar dollar AS.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah oleh Kemenperin, nilai ekspor batik dan produk batik pada sepanjang 2022 mencapai 64,56 juta dollar AS, meningkat sebesar 30,1 persen dibandingkan 2021. Nilai ekspor batik dan produk batik pada periode Januari-Agustus 2023 mencapai 35 juta AS.

Dipaparkannya bahwa batik mulai kembali digunakan sebagai pakaian sehari-hari. Adanya perkembangan tren ini, perlu dimanfaatkan dengan baik oleh Industri Batik didukung dengan penciptaan produk yang disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan pasar. Di lain sisi, produk batik bersaing dengan produk motif batik yang mulai tumbuh untuk memenuhi segmentasi pasar tertentu.

Melihat hal tersebut, perlunya edukasi konsumen terhadap value produk batik. "Menghadapi tantangan yang ada, pengembangan industri batik membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, baik dari asosiasi, pelaku usaha, desainer, akademisi, e-commerce hingga influencer untuk dapat mengembangkan serta mempromosikan potensi batik dalam negeri," tegas Reni.

Selain itu, dia juga mengimbau kepada seluruh stakeholder Industri Batik untuk terus berupaya dalam melestarikan dan menjaga identitas batik dengan mendaftarkan Perlindungan Kekayaan Intelektual Indikasi Geografis Batik ciri khas masing-masing daerah.

"Saat ini sudah terdapat 4 Indikasi Geografis Batik yaitu Batik Tulis Nitik Yogyakarta, Batik Besurek Bengkulu, Sarung Batik Pekalongan, dan Batik Tulis Complongan Indramayu. Hak Kekayaan Intelektual yang akan dimiliki oleh masyarakat produsen batik setempat ini akan melindungi ekonomi produsen lokal," pungkasnya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top