Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

ITS Pimpin Pengembangan Bus Listrik Merah Putih untuk G20

Foto : Istimewa

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim bersama jajaran dosen peneliti dari berbagai perguruan tinggi usai meresmikan Bus Listrik Merah Putih di Bali, Minggu (13/11)

A   A   A   Pengaturan Font

SURABAYA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dilaporkan memimpin pengembangan Bus Listrik Merah Putih yang pada Minggu (13/11) diluncurkan pemerintah untuk operasional Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.

Dalam pengembangan riset dan inovasi mewujudkan 30 unit bus listrik tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) menggandeng konsorsium perguruan tinggi dan PT Industri Kereta Api (INKA).

Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerjasama, dan Kealumnian ITS, Bambang Pramujati, mengungkapkan, peran ITS di sini sebagai leading institution pada konsorsium perguruan tinggi. "Konsorsium tersebut terdiri dari empat perguruan tinggi di antaranya ITS, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Airlangga (Unair), dan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar," terangnya lewat keterangan tertulis, Senin (14/11).

Lebih lanjut, tujuh dosen ITS juga dikirimkan sebagai peneliti pada bus listrik ini. "Dosen yang terlibat dalam konsorsium tersebut memiliki latar belakang program studi yang berbeda, sehingga antarperguruan tinggi bisa saling melengkapi," tutur Bambang.

Tak hanya itu, pembuatan Bus Listrik Merah Putih ini turut melibatkan mahasiswa magang dari berbagai perguruan tinggi. "Dengan begitu, mahasiswa diharapkan dapat melihat secara langsung proses produksi dan mengimplementasikan ilmu yang didapatkan semasa di bangku kuliah," jelas dosen Teknik Mesin ini.

Sedangkan bentuk nyata dukungan Kemdikbudristek tergambar dalam pendanaan penelitian yaitu program matching fund. Program tersebut mendorong mahasiswa mendapat pengalaman kerja di luar kampus. Hal ini diwujudkan dengan melakukan kerja sama menggandeng PT INKA untuk mengajak mahasiswa turut berkarya dan bekerja.

Desain bus karya anak bangsa ini diestimasikan dalam penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 75 persen. Hal ini mencerminkan Bus Listrik Merah Putih amat mendukung penelitian, dan pengembangannya dikuasai oleh bangsa Indonesia.

Sebagai bus listrik pertama yang dikembangkan putra-putri dalam negeri, tentunya menoreh banyak apresiasi. Bahkan, menurut Bambang, Kementerian BUMN melalui PT Damri menyatakan ketertarikannya pada bus listrik ini untuk beroperasi di Bandung dan Surabaya ke depannya.

Tak berhenti di KTT G20 saja, Bambang ingin Bus Listrik Merah Putih dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat secara berkelanjutan. "Penggunaan yang lebih luas tentunya sangat memungkinkan seperti untuk keperluan bus antarjemput sekolah, bus di bandara, dan sebagainya," harapnya.


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top