Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Riset dan Teknologi - Pemerintah Mesti Jamin Kemudahan Regulasi

ITB-Pertamina Produksi Katalis untuk Kalangan Industri

Foto : koran jakarta/teguh rahardjo

Industri Katalis - Menristekdikti, Mohamad Nasir (kedua dari kiri) meresmikan industri katalis, di Laboratorium Fisika, Kampus ITB, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (11/10).

A   A   A   Pengaturan Font

BANDUNG - Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalis (TRK) Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama PT Pertamina (Persero) berhasil memproduksi katalis yang dapat digunakan untuk kalangan industri khususnya industri bahan bakar.

Sebanyak 17 ton katalis yang dinamakan PK 230 TD itu akan digunakan pada kilang RU-IV Cilacap yang akan digunakan untuk membersihkan fraksi diesel dari pengotor senyawa sulfur dan nitrogen.


Rektor ITB, Kadarsyah Suryadi, mengatakan produksi katalis oleh ITB sudah dimulai sejak tahun 2012, namun baru tahun 2016 memiliki paten.

Tahun 2018 ini salah satunya berhasil diproduksi untuk kalangan industri, kerja sama dengan Pertamina. Tahun 2019 mendatang ada enam paten yang siap untuk dipakai kalangan industri.


"Katalis ini menjadi produk impor yang dibutuhkan oleh Pertamina. Dengan keberhasilan ini maka pengguaan katalis produksi dalam negeri sudah bisa, tak perlu impor banyak-banyak lagi," katanya di Laboratorium Fisika kampus ITB, Jalan Tamansari Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (11/10).


Menurutnya, beberapa tahun lalu, harga katalis bahkan mencapai 22 dollar AS, namun dengan keberhasilan ITB membuat katalis, harga menjadi turun bahkan mencapai 10 dollar AS per kilogramnya. Selain menjadi lebih murah, kebutuhan katalis pun kini sebagian bisa dipenuhi dari dalam negeri.


"Yang menjadi masalah adalah input materialnya. Pasokan minyak sawit harus disiapkan. Tentunya perlu kerja sama dengan Kementerian Pertanian dan juga Perdagangan," ujarnya.


Katalis merupakan suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri.


Kemudahan Regulasi


Sementara itu, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir, sesuai meresmikan Industri-Katalis Pendidikan, mengatakan keberhasilan riset yang bisa dihilirisasi menjadi produk katalis ini harus didukung pula oleh kemudahan regulasi, ketersediaan bahan baku dan perlindungan keamanan dari pemerintah.


Sebab menurutnya, dengan adanya keberhasilan memproduksi katalis di dalam negeri, yang paling terpukul nantinya adalah pelaku importir katalis. Importir tentunya akan kehilangan pasar dalam negeri hingga lebih dari separuhnya.


"Kompetitor harus diperhatikan, korban lainnya adalah importir katalis. Tapi saya tegaskan harus berani lawan importir. Sehingga keberpihakan itu penting, pada riset dan pada petani sawit," tegasnya.


Katalis yang dihasilkan ITB dan Pertamina ini mampu merubah produk minyak sawit mentah menjadi bahan bakar hijau yang lebih ramah lingkungan atau bio fuel. Sehingga kedepan, produk minyak sawit akan lebih diarahkan untuk peningkatan produksi bahan bakar ramah lingkungan.


"Kalau di Eropa kita dipersulit, ya sudah, dalam negeri saja kita buat untuk bio diesel, green avtur dan lainnya. Sekalian saja kalau ada permintaan dari luar negeri, kita tolak. Habis untuk buat biofuel," tegas dia.


Ia mengatakan jika energi fosil sekitar 30 hingga 40 persen berhasil diganti dengan energi hijau oleh Pertamina, maka tidak akan ada lagi ketergantungan terhadap impor BBM. tgh/E-3

Komentar

Komentar
()

Top