Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perlindungan Perempuan

Isu Gender Terkait Erat dengan Kesehatan Reproduksi

Foto : Koran Jakarta/M.Ma'ruf

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga, menyebut isu gender terkait erat dengan kesehatan reproduksi perempuan. Kesehatan reproduksi perempuan adalah hal penting bagi perempuan di Indonesia.

"Kesehatan reproduksi berkaitan dengan hal biologis dan non-biologis seperti pemenuhan hak reproduksi perempuan, ketidakmampuan perempuan dalam mengambil keputusan reproduksi, serta sikap dan perilaku di lingkungan sekitar yang cenderung mengutamakan laki-laki," ujar Bintang, dalam launching program BERANI II, di Jakarta, Kamis (25/1).

Bintang memastikan, telah banyak program dari berbagai pihak yang berkontribusi secara signifikan dalam mengatasi praktik kekerasan seperti female genital mutilation or cutting dan kesehatan reproduksi. Edukasi kesehatan reproduksi jadi kunci utama dalam memutus mata rantai perkawinan anak di Indonesia.

"Baik anak dan orang tua harus mengerti bahwa perkawinan anak memiliki dampak besar bagi anak mulai dari pendidikan, kesehatan, kemiskinan, dan kerentanan dalam mengalami kekerasan," jelasnya.

Sebagai informasi, Pemerintah Indonesia, UNFPA, UNICEF dan UN Women, didukung oleh Global Affairs Canada (GAC), meluncurkan fase II program "Better Reproductive Health and Rights for All in Indonesia" (BERANI II). Tujuannya untuk memastikan setiap perempuan dan anak perempuan mempunyai hak untuk hidup sehat, membuat pilihan atas masa depan mereka, dan untuk hidup bebas dari kekerasan dan diskriminasi.

UNFPA Indonesia Representative, Hassan Mohtashami menerangkan, Program BERANI fase I dilaksanakan pada tahun 2018 hingga 2023 di 28 kota/kabupaten di 13 provinsi. Program tersebut telah mendukung Pemerintah Indonesia dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

"Melalui BERANI II, kita bekerja bersama untuk pemberdayaan dan kesejahteraan perempuan dan anak perempuan di Indonesia," katanya.

Dia menyebut, investasi oleh Pemerintah Indonesia dan seluruh mitra selama bertahun-tahun, termasuk melalui program BERANI, telah menghasilkan peningkatan kualitas hidup perempuan dan orang muda. Misalnya saja, angka kematian ibu telah turun dari 305 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2015 menjadi 189 di tahun 2020.

"Memajukan kesetaraan gender, menghapuskan kekerasan berbasis gender, dan memastikan perempuan dan anak perempuan dapat mengakses layanan dan informasi kesehatan reproduksi yang menyelamatkan nyawa adalah fondasi dari pembangunan sebuah negara," ucapnya. ruf/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top