Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Istirahat Tidak Menyembuhkan

A   A   A   Pengaturan Font

Sindrom kelelahan kronis (Chronic fatigue syndrome/CFS) meski belum diketahui penyebab pastinya, sering terlihat gejalanya pada wanita berusia 40-an dan 50-an tahun. Diketahui, wanita dua hingga empat kali lebih banyak mengalaminya dibanding pria.

Hipotesisnya, seks kemungkinan memainkan peran penting terjadinya CFS, di samping faktor genetika, alergi, stres, dan lingkungan. Jadi, kemungkinan penyebabnya memang bukan faktot tunggal.

Apa saja gejala CFS? Gejala CFS bervariasi berdasarkan individu dan tingkat keparahan kondisinya. Gejala yang paling umum adalah kelelahan yang cukup parah hingga mengganggu aktivitas keseharian. "Itu tidak bisa disembuhkan dengan istirahat di tempat tidur," tulis Stacy Sampson dalam laman HealthLine.

Dampak dari sindrom ini memang dapat menyebabkan gangguan tidur. Penderita merasa tidak segar setelah bangun pagi, mengalami insomnia kronis, termasuk gangguan tidur lainnya.

Gejala lainnya kehilangan ingatan, konsentrasi berkurang, intoleransi ortostatik. Misalnya, perubahan posisi dari berbaring atau duduk ke posisi berdiri yang membuat pusing.

Gejala fisik yang dialami penderita CFS antara lain nyeri otot, sering sakit kepala, nyeri multisendi, tanpa kemerahan atau bengkak. Dia juga sering sakit tenggorokan, kelenjar getah bening lunak, dan bengkak di leher serta ketiak.

Lebih lanjut CFS mempengaruhi beberapa orang dalam sejumlah siklus, dengan periode perasaan lebih buruk, kemudian lebih baik. Gejala terkadang bahkan bisa hilang sama sekali. Ini yang disebut sebagai remisi, namun dapat kambuh kembali.

Karena gejalanya cukup banyak, maka diagnosis untuk sindorm ini cukup sulit. Menurut laporan Institute of Medicine tahun 2015, CFS terjadi pada sekitar 836.000 hingga 2,5 juta orang Amerika Serikat. Namun, diperkirakan 84 hingga 91 persen belum menerima diagnosis.

Sejauh ini, di AS sendiri tidak ada tes medis untuk menyaring penderitanya. Sebab gejalanya mirip dengan banyak penyakit lain. Bahkan banyak orang dengan CFS tidak terlihat sakit. Hal itu membuat dokter mungkin tidak menyadari bahwa pasiennya sedang menghadapi masalah kesehatan.

"Untuk menerima diagnosis CFS, dokter akan mengesampingkan penyebab potensial lainnya dan meninjau riwayat kesehatan bersama-sama. Mereka akan memastikan pasien setidaknya memiliki gejala inti yang disebutkan sebelumnya," jelas Sampson. Hay/G-1*

Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top