Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik Timur Tengah I AS, Inggris, Jerman, dan Prancis, Ancam Serangan Militer ke Suriah

Israel Dituding Serang Suriah

Foto : AFP / NICHOLAS KAMM

Jim Mattis

A   A   A   Pengaturan Font

Serangkaian misil telah menyerang sebuah pangkalan udara di Suriah pada Senin dini hari. Diduga serangan merupakan respons atas laporan telah terjadinya serangan senjata kimia di Douma pada akhir pekan lalu.

MOSOSKWA - Situasi di Timur Tengah kian memanas setelah terjadi serangan misil ke sebuah pangkalan udara di Suriah. Angkatan bersenjata Russia dan Suriah pada Senin (9/4) menuding Israel ada dibalik serangan misil itu yang kabarnya diluncurkan dari Libanon.

"Dua jet tempur F-15 milik Angkatan Bersenjata Israel menembakan delapan misil pada tengah malam saat kedua pesawat tempur itu mengudara di atas wilayah Libanon tanpa perlu memasuki wilayah udara Suriah," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Russia.

Dalam penjelasan lebih lanjut, Kementerian Pertahanan Russia menyatakan bahwa lima misil berhasil menghancurkan sistem alat utama sistem pertahanan Suriah dan 3 misil lainnya mengenai bagian barat dari pangkalan udara itu.

Sementara lembaga pemantau Syrian Observatory for Human Rights (SOHSOH R) melaporkan bahwa ada 14 pejuang tewas termasuk tiga warga Iran dalam serangan misil ke pangkalam T-4. Pasukan pemerintah Suriah dan pasukan asing dari Russia dan milisi Hizbullah Libanon, disebut SOHSOH R berada di pangkalan udara yang diserang itu.

Menanggapi tudingan itu, pihak militer Israel saat ini masih bungkam. Beberapa tahun belakangan, Israel berulang kali mendalangi serangan terhadap posisi militer Suriah.

Senjata Kimia

Masih terkait dengan perkembangan konflik di Suriah, kecaman internasional terhadap Damaskus terkait serangan senjata kimia ke Kota Douma, Ghouta Timur, yang jadi benteng terakhir pemberontak, terus bergulir. Amerika Serikat bahkan mewanti-wanti bahwa pihaknya tak menyingkirkan kemungkinan untuk melakukan aksi militer.

"Washington DC tak akan menyingkirkan opsi apapun untuk mengeluarkan respons terhadap Suriah walau Russia telah mengatakan agar tak terlalu cepat membuat keputusan sebelum diketahui siapa yang berada dibalik serangan senjata kimia tersebut," demikian pernyataan Menteri Pertahanan AS , Jim Mattis.

Tahun lalu, AS melakukan serangan misil ke pangkalan militer di Suriah setelah terjadi serangan senjata kimia. Merespons kembalinya terjadi serangan senjata kimia, Presiden AS , Donald Trump menegaskan akan ada tindakan balasan yang besar bagi pelakunya.

Semakin meningkatnya konflik di Suriah telah mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mempercepat digelarnya pertemuan darurat untuk membahas serangan senjata kimia di Douma yang terjadi Sabtu (7/4) pekan lalu.

Kecaman terhadap laporan serangan senjata kimia juga ditanggapi secara keras oleh Inggris, Prancis, dan Jerman. Pihak AS dan Prancis saat ini sama-sama sepakat menyatakan bahwa telah terjadi serangan senjata kimia di Douma dan dua negara itu menyatakan akan bertukar informasi untuk memastikan telah terjadinya penggunaan senjata kimia di sana.

Keprihatinan atas telah laporan terjadinya serangan senjata kimia juga dilontarkan Kementerian Luar Negeri Indonesia. Lewat akun resmi Kementerian Luar Negeri RI di media sosial Twitter, Indonesia menyatakan amat prihatin atas laporan serangan senjata kimia di Douma yang menewaskan sekitar 70 warga sipil.

"Indonesia mengutuk keras penggunaan senjata kimia oleh pihak manapun," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri RI.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top