Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Islam Nusantara Antiradikalisme

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Angkanya, sebanyak 60 persen responden menyatakan siap berjihad ke daerah-daerah konflik, seperti Poso dan Suriah. Kemudian, 6 persen setuju dan mendukung ideologi kelompok negara Islam dan Suriah (ISIS). Sedangkan, 33 persen setuju bahwa para terpidana terorisme adalah muslim yang mempraktikkan jihad sejati.

Sementara itu, Ma'arif Institute, pada Desember 2015 pernah mengundang 98 aktivis pelajar SMA pada jambore Ma'arif Institute. Dalam rangkaian acara itu mereka di survei tentang persepsi mereka terhadap tantangan keislaman.

Pertanyaan yang diajukan kepada para pelajar ini, "Bersediakah kamu menyerang terhadap orang atau kelompok yang dianggap menghina Islam?" Hasilnya, 40,8 persen responden menjawab bersedia. Pada poin pertanyaan, "Menurut kamu, apakah hukum di Indonesia itu hukum kafir?" Sebanyak 1,02 persen menjawab setuju.

Responden juga ditanya apakah mereka setuju dengan sebagian umat Islam yang ingin mendirikan negara Islam di Indonesia? Hasilnya 19,39 persen menyatakan setuju dan 3,06 persen mengatakan sangat setuju.

Lantas, setelah bertemu dan membuahkan beberapa kesepakatan, apa yang bisa dilakukan oleh dua kekuatan Islam Nusantara dalam menhadapi radikalisme dan populisme konservatif sebagaimana data tadis? Dampak dari populisme dan radikalisme adalah ekstremisme dan terorisme. Dua lembaga ini bisa memainkan peran sebagai mitra pemerintah dalam penaggulangan terorisme dan ekstremisme. Kekuatan NU dan Muhammadiyah-----yang merupakan representasi Islam Nusantara----menjadi salah satu dari kekuatan masyarakat sipil Islam untuk memerangi terorisme.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top