Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

ISIS Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Bom Bunuh Diri di Pakistan

Foto : Freshnewsasia/Reuters

Serangan di distrik Bajaur di barat laut Pakistan, dekat perbatasan dengan Afghanistan, menambah kekhawatiran kondisi keamanan negara itu menjelang pemilihan nasional pada November.

A   A   A   Pengaturan Font

DERA ISMAIL KHAN - Negara Islam (ISIS) pada Senin (31/7) mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri saat rapat umum partai politik di barat laut Pakistan yang digelar kelompok sekutu pemerintah. Korban tewas kini mencapai 45 orang.

Dikutip dari Freshnewsasia, serangan bom meledak dalam sebuah pertemuan partai konservatif Jamiat Ulema Islam-Fazl (JUI-F) pada Minggu. Partai yang dikenal terkait dengan kelompok Islam garis keras yang mencecam para militan yang akan melengserkan pemerintah Pakistan.

Serangan di distrik Bajaur di barat laut Pakistan, dekat perbatasan dengan Afghanistan itu menambah kekhawatiran kondisi keamanan negara itu menjelang pemilihan nasional pada November.

Kelompok militan garis keras ISIS mengaku bertanggung jawab atas pengeboman itu, mengeluarkan pernyataan di saluran Telegramnya pada Senin.

"Serangan itu datang dalam konteks alami atas perang yang sedang berlangsung yang dilancarkan oleh ISIS melawan 'demokrasi' sebagai rezim yang memusuhi Islam sejati dan bertentangan dengan hukum Ilahi," kata lembaga Amaq ISIS di Telegram.

Seorang pejabat di badan penyelamat yang dikelola negara, Bilal Faizi, mengatakan jumlah korban tewas bertambah menjadi 45 orang. Lebih dari 130 orang terluka, 61 orang dirawat, kata penasihat kesehatan pemerintah Riaz Anwar.

Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengecam pengeboman sebagai serangan terhadap proses demokrasi.Prospek pemilu telah dikaburkan oleh persaingan antara partai-partai utama dan tuduhan keterlibatan militer dalam politik sipil, yang dibantah militer.

Masa jabatan pemerintah berakhir pada paruh pertama bulan Agustus, setelah itu pemilihan akan diadakan sebelum awal November, yang biasanya dikemas dengan rapat umum dan kampanye politik.

"Pembenaran untuk menunda pemilu dapat diperkuat jika serangkaian serangan seperti itu terus terjadi," kata mantan kepala kontra-terorisme Pakistan Khawaja Khalid Farooq kepada Reuters.

"Serangan yang ditargetkan seperti itu dapat memengaruhi kinerja dan kampanye pemilihan partai politik yang terkena dampak."

Pakistan mengalami serangan yang dilakukan militan sejak tahun lalu ketika gencatan senjata antara Taliban Pakistan, Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), dan pemerintah gagal.

Sebuah serangan bom di masjid yang diklaim oleh kelompok sempalan TTP di Peshawar menewaskan lebih dari 100 orang pada Januari.Namun, serangan hari Minggu paling mematikan yang menargetkan rapat umum politik sejak kampanye pemilu pada 2018.

Sementara TTP dan kelompok terkait berada di balik serangan-serangan dalam beberapa bulan terakhir, kelompok itu menjauhkan diri dari serangan pada hari Minggu. Seorang juru bicara mengutuk serangan itu.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Lili Lestari

Komentar

Komentar
()

Top