Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Timur Tengah I Mekkah Jadi Tuan Rumah Penyelenggaraan KTT OKI Akhir Pekan ini

Iran Bantah Kembangkan Nuklir

Foto : AFP/ATTA KENARE
A   A   A   Pengaturan Font

Iran membantah tudingan AS bahwa negaranya menjadi penyebab ketegangan di Timur Tengah serta menegaskan bahwa Teheran tengah mengembangkan senjata nuklir.

TEHERAN - Pemerintah Iran menyerang balik Amerika Serikat (AS) pada Senin (27/5), setelah Presiden AS, Donald Trump, menyebut Iran telah "menyebabkan ketegangan" dengan mengatakan pemerintah AS tidak menginginkan perubahan rezim dan ia akan membuka pintu dialog dengan Teheran.

"Pemerintahan Trump telah melukai rakyat Iran dan menyebabkan ketegangan di kawasan kita," cuit Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, di media sosial Twitter. "Tindakan, bukan semata-mata kata-kata, akan menunjukkan apakah itu maksud @realDonaldTrump atau tidak," imbuh Menlu Zarif, merespons cuitan Presiden AS di media sosial sebelumnya.

Dalam keterangannya, Menlu Zarif juga mengeluarkan bantahan bahwa Iran mengembangkan senjata nuklir.

"Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, jauh sebelumnya mengatakan kita tidak mengembangkan senjata nuklir, dengan mengeluarkan fatwa (larangan) yang melarang senjata itu," tegas Menlu Zarif.

Khamenei disebutkan telah mengeluarkan fatwa terhadap senjata nuklir pada 2003 dan telah mengulanginya beberapa kali sejak itu.

Iran bersitegang dengan AS yang telah meningkatkan kehadiran militernya di Timur Tengah sebagai tanggapan atas dugaan ancaman dari republik Islam itu. Pada akhir pekan lalu, Menlu Zarif menyebut pengerahan pasukan tambahan AS ke wilayah itu adalah sangat berbahaya dan merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional.

Dengan mengikuti keputusan AS awal bulan ini untuk mengirim armada kapal induk dan bomber B-52 dalam unjuk kekuatan sebagai antisipasi terhadap apa yang dikatakan para pemimpin di Washington DC yang mereka yakini sebagai rencana Iran untuk menyerang aset AS.

Washington DC mengatakan bala bantuan terbaru merupakan tanggapan atas serangkaian serangan baru-baru ini termasuk penembakan roket yang diluncurkan ke zona hijau di Baghdad, sabotase merusak empat kapal tanker di dekat pintu masuk ke Teluk, dan serangan drone oleh pemberontak Yaman pada jaringan pipa minyak Arab Saudi.

Teheran hingga saat ini membantah terlibat dan bertanggung jawab atas serangan-serangan itu.

KTT Mekkah

Pada bagian lain di Mekkah, Arab Saudi, akan dilaksanakan pertemuan tingkat tinggi darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada pekan ini. KTT ini digelar sebagai respons atas ketegangan antara Iran dan AS, dan memberi kesempatan untuk menghadirkan negara-negara Islam Arab di kawasan Teluk yang bersatu, untuk melawan musuh bebuyutan mereka, Teheran.

Iran sendiri belum mengkonfirmasi apakah mereka akan menghadiri KTT OKI ini, di mana mereka juga menjadi anggotanya.

Hussein Ibish, seorang sarjana di Institut Negara-Negara Teluk Arab di Washington DC, mengatakan tujuan Riyadh menggelar KTT darurat ini adalah untuk mengkonsolidasikan dukungan Arab dan negara Islam lainnya, serta mengantisipasi konfrontasi atau diplomasi yang intensif.

KTT ini dilaksanakan setelah pada Mei ini, Teheran telah berulang kali mengancam akan menutup Selat Hormuz yang strategis, yang merupakan akses bagi pasokan 35 persen minyak di dunia.

Arab Saudi dan sekutunya, telah berulang kali menuduh Iran mencampuri urusan negara-negara lain, termasuk Bahrain, Irak, Suriah, Libanon dan Yaman, dengan mendukung dan mempersenjatai pejuang. ang/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top