Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kelompok ISIS I PM Al-Abadi ke Mosul untuk Ucapkan Selamat atas Kemenangan Irak

Irak Berhasil Rebut Kembali Mosul

Foto : REUTERS/Alaa Al-Marjani

Pasukan militer Irak, mengarak bendera nasional setelah menyatakan meraih kemenangan melawan kelompok militan Islamic State (ISIS) di wilayah Kota Tua di Mosul, Sabtu (8/7). Sebelumnya militan ISIS menyatakan pemerintahan kekhalifahan dan berkuasa selama 3 tahun di kota yang ada di Irak ini.

A   A   A   Pengaturan Font

Pasukan Irak kemarin menyatakan telah berhasil merebut kembali Kota Mosul dari ISIS. Dengan kemenangan itu, sisa kekuasaan dan kekuatan kelompok militan itu kini tersingkir ke wilayah pinggiran Irak.

MOSUL - Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, pada Minggu (9/7) tiba di Mosul untuk mengucapkan selamat pada pasukan pemerintah atas kemenangan melawan kelompok militan Islamic State (ISIS) setelah selama delapan bulan terjadi pertempuran di kota itu. Kemenangan pasukan militer Irak atas ISIS di Mosul itu juga jadi momentum besar keberhasilan menumbangkan kelompok ISIS yang berkuasa hampir selama tiga tahun setelah pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, memproklamirkan kekhalifahan yang berkuasa di sebagai wilayah Irak dan Suriah.

Pertempuran di Mosul ini mengakibatkan sebagian besar kota itu jadi puing-puing serta menyebabkan warga sipil kota itu terbunuh dan harus mengungsi.

"Panglima Angkatan bersenjata Irak, PM Haider al-Abadi tiba di Kota Mosul yang sudah terbebas dan mengucapkan terima kasih bagi para pahlawan pejuang dan warga Irak atas kemenangan ini," demikian pernyataan resmi kantor PM al-Abadi.

Dengan jatuhnya Mosul kembali ke tangan pemerintah, maka dominasi ISIS di Irak saat ini tinggal tersisa di wilayah pinggiran terutama di wilayah gurun di barat dan selatan Irak.

Saat berita ini ditulis, pasukan militer Irak telah mencapai Sungai Tigris. Itu artinya mereka telah menguasai Kota Mosul dari cengkeraman ISIS. Stasiun televisi milik pemerintah Irak menayangkan gambar pasukan khusus Irak mengibarkan bendera Irak di tepi Sungai Tigris, Mosul.

Dilaporkan pula bahwa ada sekitar 100 militan ISIS yang tadinya terperangkap di Mosul dekat wilayah Tigris. Banyak dari mereka akhirnya menceburkan diri ke sungai karena mereka takut menghadapi kekalahan.

Juru bicara militer Irak, Brigadir Jenderal Yahya Rasool dalam sesi wawancara dengan stasiun televisi milik negara menyatakan ada 30 militan tewas saat mencoba melarikan diri dengan berenang melintasi Sungai Tigris.

Padahal sebelumnya melompok militan ISIS menyatakan akan terus bertahan di Mosul hingga tumpah darah penghabisan. Saat posisi mereka terpojok, kelompok militan itu hingga memaksa sejumlah perempuan untuk melakukan misi bom bunuh diri saat mereka bercampur dengan pengungsi yang mencoba keluar dari Mosul.

Bukan Penentu

Berakhir perang di Kota Mosul, sayangnya bukan penentu masa depan Iran. Saat ini, muncul risiko baru tindak kekerasan seperti sengketa teritorial antara suku Arab dan Kurdi atau klaim kekuasaan antara umat Suni dan Syiah. Perebutan kekuasaan ini telah terjadi sejak 2003, yang dipicu oleh invasi AS menggulingkan pemerintahan Saddam Hussein.

Bagi pemerintah Irak, kemenangan merebut Mosul bisa berubah menjadi sebuah masalah besar. Pemerintah Irak disarankan untuk membangun sebuah kekuasaan yang sama besarnya antara umat Suni, Syiah, dan Kurdi. Sebelumnya ketiga kelompok tersebut terbelah oleh al-Qaeda, yang merupakan induk organisasi ISIS.

Dalam tiga tahun terakhir sejak para militan garis keras menguasai wilayah perbatasan Suriah-Irak, ISIS memanfaatkan perpecahan suku di Irak. Akan tetapi, sekarang ini kelompok garis keras itu harus menghadapi kekalahan.

Salah satu tantangan lainnya bagi masa depan Mosul adalah trauma warganya atas kebrutalan saat ISIS menerapkan kekhalifahan dan serangan militer yang didukung oleh militer Amerika Serikat (AS), dimana korban tewas jumlahnya mencapai ribuan dan hampir 1 juta orang harus kehilangan tempat tinggal mereka, tersingkir dari kota kelahiran, serta harus mengungsi ke lokasi lain yang aman. uci/Rtr/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top