IPCM Incar Kontrak "Ship to Ship"

Perseroan pun akan bekerja sama dengan lima perusahaan migas. Herman menuturkan untuk prosesnya tersebut langkah pertama yang dilakukan adalah mengajukan pelimpahan terlebih dahulu seperti yang tertuang dalam Badan Usaha Pelabuhan (BUP).

Untuk diketahui, pada tahun lalu, Perseroan memperoleh izin sebagai BUP sebagai modal utama Perseroan untuk melaksanakan ekspansi bisnis di bidang pemanduan dan penundaan di seluruh Indonesia.

"Kita sudah dapat BUP dan tinggal mengurus pelimpahan. Jadi, kita dapat pelimpahan dulu dan yang sudah didapatkan adalah beberapa STS berupa rekomendasi. Kalau sudah rekomendasi berarti hampir pasti dapat pelimpahannya, hanya saja rekomendasi itu prosesnya dari otoritas pelabuhan setempat," papar dia.

Dari sisi kinerja, Perseroan mencatatkan pertumbuhan laba bersih pada 2017 sebesar 2,86 persen menjadi 120,41 miliar rupiah, dibandingkan raihan 2016 sebesar 117,06 miliar rupiah. Pertumbuhan laba Perseroan terutama berasal dari peningkatan pendapatan penundaan 2,57 persen, sedangkan biaya usaha mengalami penurunan 7,60 persen.

Pertumbuhan kinerja yang baik, kata Herman, seiring dengan peningkatan laba usai restrukturisasi bisnis. Sebab sejak 2017, Perseroan hanya fokus melaksanakan kegiatan pelayanan kapal yakitu jasa penundaan di wilayah kerja PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), sehingga Perseroan tidak lagi mencatat pendapatan jasa pemanduan di wilayah kerja Pelindo II.
Halaman Selanjutnya....