Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Penanaman Modal I Pemerintah Masih Setengah Hati Beralih ke Energi Hijau

Investor Pantau Keseriusan RI Bertransisi ke Ekonomi Hijau

Foto : ISTIMEWA

Kepala Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Tata Mustasya, menegaskan, pemerintah Indonesia masih setengah hati untuk mengakselerasi transisi ke ekonomi hijau. Padahal, lembaga-lembaga global sudah menyiapkan bantuan.

A   A   A   Pengaturan Font

Masalah lainnya, lanjut Tata, insentif untuk sektor hijau, seperti energi matahari, juga belum jelas bahkan untuk kasus panel surya cenderung dipersulit. "Penerapan pajak karbon juga sudah ditunda dua kali dan belum jelas kapan akan diterapkan," tukasnya. Padahal tarif karbon itu sudah sangat rendah dibanding yang dipatok world bank.

Kalau pemerintah serius, kata Tata, mereka harus konsisten dengan tiga hal. Pertama, disinsentif untuk sektor kotor, seperti batu bara. Kedua, insentif untuk sektor hijau. Untuk dua hal ini, pemerintah harus konsisten dan yang ketiga, meminimalisasi dampak transisi untuk kelompok berpendapatan rendah.

Sebelumnya, Bank Investasi Eropa atau European Investment Bank (EIB) siap menginvestasikan dana sebesar satu miliar euro (sekitar 15 triliun rupiah) ke Indonesia untuk mendukung pembangunan proyek hijau dan berkelanjutan.

Wakil Presiden EIB, Kris Peeters, menyatakan pihaknya ingin menjadi mitra yang dapat diandalkan bagi Indonesia dan Asia Tenggara dalam memastikan negara dan kawasan ini berkembang dengan cara yang lebih hijau dan berkelanjutan.

"Di Indonesia, kami sendiri siap untuk berinvestasi hingga satu miliar euro dalam proyek ini (hijau dan berkelanjutan) setiap tahun," katanya dalam Official Opening of the EIB Regional Representation for South-East Asia and the Pacific, di Jakarta, Jumat (9/9) seperti dikutip dari Antara.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top