Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sentimen Pasar - Reksa Dana Saham dan Fixed Income Jadi Pilihan Investor

Investor Masih "Wait and See"

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Danareksa Investment Management (DIM) menilai saat ini sebagian investor memilih wait and see untuk memulai berinvestasi mengingat masih menunggu hasil Pilpres 2019. Padahal, ekonomi Indonesia akan tumbuh berkelanjutan apabila pembangunan infrastruktur terus dilanjutkan. Konektivitas akan memastikan kelancaran mobilitas arus barang dan juga mengembangkan sentra-sentra ekonomi baru.

Hal tersebut tentunya turut memberi pengaruh pada industri reksa dana. Direktur Utama Danareksa Investment Management, Marsangap P Tamba, mengatakan di tahun politik ini memang investor sedikit ragu karena persepsi atas stabilitas itu penting sekali bagi investor sebelum mengambil keputusan.

Apalagi faktor perekonomian global juga memengaruhi mood dalam berinvestasi, sehingga adanya perubahan outlook dari tren pertumbuhan ekonomi. "Maka itu, di industri reksa dana sendiri pertumbuhannya juga masih sangat lambat walaupun ada pertumbuhan, tetapi sangat sedikit. Mungkin di bawah 2 persen untuk industri Manajer Investasi (MI).

Indeks juga naiknya masih single digit naiknya, yield juga tidak bergerak banyak kenaikannya, dan rupiah pasca-quick count juga tidak improve cukup banyak. Jadi, saya pikir investor sepertinya mencari mood positif sebelum mengambil keputusan yang lebih jauh lagi," ungkapnya pada Economic and Investment Outlook 2019, di Jakarta, Rabu (24/4).

Padahal, menurut Marsangap, investor itu tidak perlu terlalu khawatir tentang prospek ekonomi ke depan. Meski sempat ada ketakutan bahkan hasil quick count saja belum bisa memastikan hasil akhir, sehingga stabilitas dianggap masih menjadi risiko untuk berinvestasi. Akan tetapi, dengan adanya konfirmasi dari pemerintah dan pengamat ekonomi, investor tidak perlu khawatir dengan faktor non-ekonomi tersebut.

Justru investor harus melihat sebaliknya bahwa kondisi ini sebagai peluang, baik dari sisi fundamental dan makro. Untuk itu, Marsangap menyarankan agar investor reksa dana bisa mulai positif untuk masuk kembali ke produk-produk berisiko, namun memberikan return yang lebih tinggi seperti reksa dana pendapatan tetap maupun saham.

"Produk itu perlu dilirik karena basically dengan adanya tren suku bunga acuan yang kembali menurun, stabilitas pascapemilu sudah tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan lagi. Jadi, orang bisa kembali fokus kepada prospek pertumbuhan emiten dan ekonomi, sehingga orang sudah harus mulai nyaman mengambil posisi berinvestasi dan menghitung risiko," jelas dia.

Menurut Marsangap, peluangnya itu banyak sehingga investor tidak perlu ragu-ragu dalam mengambil posisi. Meski secara makro memang ada sedikit tantangan dari global, namun ekonomi Indonesia dinilai cukup berhasil melewati tantangan yang ada.

"Ekonomi Indonesia cukup memiliki ketahanan yang cukup tinggi meskipun ada goncangan dari ekonomi global. Akan tetapi, bila dunia usaha dan investor tidak merasa yakin dan percaya maka potensi kesempatan itu tidak bisa diraih. Stabilitas itu penting sekali," imbuh dia.

Ditambahkan Marsangap, untuk pasar reksa dana saham dan fixed income bisa menjadi pilihan bagi investor. Kemungkinan pertumbuhan dana kelolaan bisa mencapai double digit. Pada tahun lalu dana kelolaan tumbuh sekitar 10-11 persen.

Sementara itu pada empat bulan ini, industri MI dan reksa dana masih naik sekitar 2-3 persen. "Tapi, begitu keragu-raguannya lepas maka industri reksa dana bisa naik seiring dengan peningkatan keyakinan dan kepercayaan investor," papar dia.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top