Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kinerja Ekonomi - Beban Utang dan Impor Hambat Kenaikan Daya Saing

Investasi "Human Capital" Dorong Pembangunan Berkualitas

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

>> Daya saing SDM tulang punggung kualitas pembangunan ekonomi.

>> Terobosan inovasi salah satu ujung tombak dalam meningkatkan daya saing.

JAKARTA - Indonesia diharapkan fokus membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memadai untuk meningkatkan daya saing nasional. Ini merupakan kunci untuk memenangi perdagangan bebas dan globalisasi dunia. Oleh karena itu, kebijakan meningkatkan anggaran untuk memperbaiki human capital atau modal manusia dinilai merupakan investasi paling efektif yang mesti dilakukan negara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang inklusif.

Ekonom Indef, Abra Talattov, mengatakan daya saing SDM pada akhirnya akan menjadi tulang punggung peningkatan kualitas pembangunan ekonomi. Artinya, untuk menggerakkan perekonomian nasional tidak cukup hanya memacu pembangunan fisik.

"Kalau kita memiliki masalah pada kualitas SDM, akan sulit untuk mengembangkan industri 4.0 yang disebut-sebut sebagai tren industri mendatang. Pada akhirnya pembangunan industri yang semakin modern, pasarnya justru diambil oleh tenaga kerja asing karena kita tidak siap," ujar dia, di Jakarta, Minggu (13/1).

Berdasarkan indeks daya saing global 2018 yang dirilis World Economic Forum (WEF), peringkat daya saing Indonesia memang naik dua peringkat menjadi urutan 45 dari 140 negara. Akan tetapi, peringkat itu masih tertinggal dengan negara ASEAN lain. Indonesia jauh tertinggal dengan Singapura, Malaysia, dan Thailand yang masing-masing menduduki peringkat 2, peringkat 25, dan urutan 38.

Ranking daya saing Indonesia itu selaras dengan posisi Human Capital Index (HCI) atau Indeks Modal Manusia Indonesia yang berada di peringkat 87 dari 157 negara. Posisi RI itu lebih rendah dibandingkan dengan Singapura (peringkat 1), Vietnam (48), Malaysia (55), dan Thailand (65). Peringkat Indonesia hanya lebih tinggi dari Kamboja (99).
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top