Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Institusi Pendidikan Didorong Berperan Edukasi Kesehatan Reproduksi

Foto : Muhamad Ma'rup

Plt. Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak KemenPPPA, Rini Handayani, dalam Webinar Kelas Online Anak dan Keluarga terkait Kesehatan dan Pendidikan (KOLAK KETAN), Rabu (5/4).

A   A   A   Pengaturan Font

Plt. Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak KemenPPPA, Rini Handayani, mendorong institusi pendidikan berperan memberikan edukasi kesehstan reproduksi, terutama bagi murid perempuan. Hal tersebut merupakan bagian dari pemenuhan hak anak di bidang pendidikan dan kesehatan.

JAKARTA - Plt. Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak KemenPPPA, Rini Handayani, mendorong institusi pendidikan berperan memberikan edukasi kesehstan reproduksi, terutama bagi murid perempuan. Hal tersebut merupakan bagian dari pemenuhan hak anak di bidang pendidikan dan kesehatan.

"Hal itu bertujuan untuk menjamin anak mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat, serta berhak mendapat pelayanan kesehatan termasuk edukasi tentang kesehatan reproduksi," ujar Rini, dalam Webinar Kelas Online Anak dan Keluarga terkait Kesehatan dan Pendidikan (KOLAK KETAN), Rabu (5/4).

Dia menyebut, jika anak tidak sehat maka akan mengurangi hak anak atas kehidupan yang layak. Pendidikan dan kesehatan merupakan modal besar untuk mencapai kesejahteraan anak. "Oleh karenanya, perbaikan terhadap sistem pendidikan dan kesehatan melalui edukasi kesehatan reproduksi pada anak pada dasarnya merupakan suatu investasi untuk mencapai masyarakat yang sejahtera," jelasnya.

Koordinator OKY UNICEF Indonesia, Melania Niken Larasati menyampaikan selain edukasi, penyediaan fasilitas kesehatan reproduksi yang mumpuni bagi anak juga penting. Terutama bagi perempuan khususnya saat mereka mulai mengalami menstruasi di sekolah sangat penting.

Dia menyebut, data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 menunjukkan satu dari empat anak dan remaja perempuan tidak pernah mendapatkan informasi terkait menstruasi sebelum menstruasi pertama mereka. Sedangkan menurut data UNICEF tahun 2015, satu dari enam siswi sekolah memilih absen ketika sedang menstruasi.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top