Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek Ekonomi l Nilai Ekonomi Digital RI pada 2025 Diprediksi Capai USD130 Miliar

Insentif Investasi Pacu Ekonomi Digital

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Digitalisasi diyakini dapat mendukung kinerja perekonomian tahun ini di tengah ketidakpastian ekonomi global. Karena itu, dibutuhkan investasi cukup besar di sektor teknologi guna mengakselerasi perekonomian nasional.

Salah satu pemanfaatan teknologi untuk mendorong transformasi dan percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah dengan mengoptimalkan penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Untuk mengoptimalkan AI bagi perekonomian dibutuhkan investasi cukup besar.

Kepala Center of Digital Economy and SMEs Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eisha M Rachbini, mengatakan perlu insentif untuk menarik investasi di bidang kecerdasan artifisial dalam mendukung pengembangan industri 4.0 di Indonesia bagi transformasi ekonomi Indonesia yang lebih baik.

"Karena modalnya besar kita juga butuh teknologi tinggi di sini maka butuh dorongan investasi bagaimana menarik investasi ke dalam negeri karena masih sedikit nilai tambah dan produksi berkaitan dengan medium dan high tech," kata Eisha dalam diskusi terkait AI yang dipantau virtual di Jakarta, Kamis (9/3).

Eisha menuturkan kebijakan dan strategi dalam penerapan industri 4.0 yang memanfaatkan AI dan teknologi inovasi lain diperlukan untuk mendorong investasi, salah satunya dengan memberi insentif.

Selain itu, kebijakan dan strategi juga fokus pada pembangunan infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan penciptaan ekosistem inovasi, riset dan pengembangan yang mendukung pemanfaatan AI dan pengembangan industri 4.0.

"Bagaimana ekosistem inovasi, research and development ini bisa berjalan dengan baik, jadi menumbuhkan penelitian dan inovasi teknologi ke depan," ujarnya.

Menurut dia, aplikasi AI memiliki potensi untuk pertumbuhan ekonomi dengan pemanfaatannya pada industri 4.0 karena dapat mengurangi produksi. Namun, regulasi dan kebijakan yang diambil harus mengedepankan penerapan teknologi yang etis dan aman serta mendorong privasi dan perlindungan data.

Lebih lanjut, Eisha mengatakan penerapan AI di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan, yakni membutuhkan biaya dan modal yang tinggi untuk aplikasi AI pada pengembangan industri berteknologi canggih, dapat mengubah struktur ekonomi dan ketenagakerjaan, dan juga berpotensi meningkatkan kesenjangan antarekonomi, antarwilayah dan antargender.

Tantangan lainnya adalah belum ada regulasi mengenai penerapan AI serta minimnya regulasi dan implementasi mengenai perlindungan data pribadi, pengelolaan, dan keamanan data.

Seperti diketahui, pada 2022, Indonesia disebut menjadi pemain utama di sektor digital Asean karena 40 persen dari total transaksi di kawasan Asia Tenggara berasal dari Indonesia. Nilai ekonomi digital pada 2025 diprediksi mencapai 130 miliar dollar AS dan akan terus meningkat hingga 300 miliar dollar AS pada 2030.

Potensi Digital

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartato, mengatakan optimistis kinerja ekonomi yang baik pada 2023 perlu didukung oleh potensi di sektor digital. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2023 sebesar 5,3 persen.

"Dua tahun terakhir, perilaku masyarakat semakin contactless dan ini salah satunya ditopang oleh layanan e-commerce dan on demand seperti ride hailing (ojek online) online food delivery, juga bisnis logistik berbasis online," kata dia secara virtual dalam acara Executive Forum Media Indonesia: Menerangi Gelap 2023: Digital dan Konsumen Jadi Andalan di Jakarta, kemarin.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top