Inovasi Madu Kelulut Warga Sintang di Kalbar, Laris Manis Sampai Dipasarkan ke Jawa dan Sumatra
Ketua kelompok Tani Cakra Mandiri Desa Baning Panjang, Kecamatan Kelam Permai Abdul Gani menjelaskan proses peternakan kelulut, saat dikunjungi Sekda Sintang didamping Kepala Bappeda Sintang di daerah setempat.
"Rasa madu kelulut itu ada rasa manis, asam dan pahit, tergantung dari jenis bunga makanan kelulut, namun kami jamin madu kelulut ini asli dan berkualitas," ujar Gani.
Gani menuturkan, ternak kelulut itu awalnya dengan membeli induk kelulut rata-rata Rp300 ribu per pohon yang diambil dari tengah hutan di Desa Ransi Panjang, Ensaid Panjang, Sungai Maram, dan Baning Panjang.
"Hutan semakin habis, kalau tidak kami kembangkan, maka kelulut akan habis dan punah. Maka kami inisiatif untuk membeli induk kelulut dan kami satukan di sini untuk dikembangkan," ujar Gani.
Ia mengatakan proses memanen madu kelulut itu menggunakan sedotan, sehingga cukup steril, bahkan sarang yang tertutup dibuka pakai lidi, baru dimasukkan sedotannya.
Dalam satu sarang bisa menghasilkan setengah liter madu kelulut. Soal waktu panen, memang tergantung bunga yang ada.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya