Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Inklusi Perpustakaan, Diperkuat Bappenas

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Ketika meresmikan gedung fasilitas layanan Perpustakaan Nasional RI pada 2017 lalu, Presiden Jokowi sudah jelas mengingatkan bahwa perpustakaan tidak boleh lagi dogmatis. Tidak boleh menjadi menara gading. Perpustakaan harus menjangkau masyarakat. Jangan seperti di masa sebelumnya dimana masyarakat yang harus menjangkau perpustakaan. Yang tidak kalah penting, segala konten koleksi perpustakaan harus didigitalkan.

Dulu, perpustakaan merupakan barang ekslusif, yang dipamerkan atau menjadi pajangan para raja dan kaum eksklusif, sehingga terlihat koleksi buku dimana-mana. Soal buku itu sudah dibaca dan sejauh mana hasilnya, itu perkara berbeda.

Hal tersebut menjadi kalimat pembuka Kepala Perpustakaan Nasional RI, Muhammad Syarif Bando, dalam Talk Show Radio Sonora FM bertemakan 'Peran Transformasi Perpustakaan Dalam Pemulihan Ekonomi', pada Selasa, (31/08), melalui channel Radio Sonora Network dan YouTube Radio Sonora FM 92 Jakarta.

"Saat ini paradigma perpustakaan telah mengubah peran dan fungsi perpustakaan. Peran fungsi perpustakaan mengurusi koleksi hanya tertinggal 10 persen, sisanya lebih mengedepankan peran melakukan transfer klowledge ke masyarakat. Jadi, perpustakaan sudah lama mati kalau dia masih bersikap ekslusif. Dia harus inklusif," jelas Muhammad Syarif Bando.

Alhasil, ketika perpustakaan mulai turun ke masyarakat, mengenali segenap keseharian masyarakat, niscaya perpustakaan akan menemukan begitu banyak masalah. Dari situ diketahui bahwa kebutuhan masyarakat kepada akses perpustakaan sangatlah besar.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top