Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ini yang Dilakukan Pemda untuk Mempercepat Turunkan Jumlah Stunting

Foto : ANTARA/HO-BKKBN Sulut

Kepala Perwakilan BKKBN Sulut, Diano T Tandaju.

A   A   A   Pengaturan Font

Manado - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Utara, D Tino Tandaju menyebutkan optimalisasi 'Kampung Keluarga Berkualitas' membantu percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim).

"Mari kita mengoptimalkan peran Kampung Keluarga Berkualitas dalam menurunkan angka prevalensi stunting," ajak D Tino Tandaju di Tutuyan, Kabupaten Boltim, Kamis.

Kehadiran 'Kampung KB' diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, pembangunan sektor terkait untuk mewujudkan keluarga kecil berkualitas.

Kaper Tino berharap pemerintah daerah, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan mitra kerja bersinergi dan berkomitmen dalam upaya pencapaian target angka prevalensi stunting di kabupaten tersebut.

Tino mengatakan, ada sepuluh langkah strategis dalam percepatan penurunan stunting yang direduksi ke dalam tiga tahapan yaitu persiapan, pengukuran dan pelaporan.

"BKKBN optimistis apabila tiga hal ini dilaksanakan dengan maksimal maka angka prevalensi stunting khususnya kegiatan pencegahan akan semakin optimal," ujarnya.

Dia menambahkan, penurunan angka stunting butuh kolaborasi pemerintah kabupaten dengan mitra kerja dalam mendorong kehadiran sasaran dalam kegiatan posyandu, serta peran aktif TPPS kecamatan dan kelurahan.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Boltim, Fera Maria Sewow, memberikan apresiasi sosialisasi BKKBN Sulut mempercepat penurunan angka stunting di wilayahnya.

"Kami berharap program orientasi pengelolaan Kampung Keluarga Berkualitas dalam rangka percepatan penurunan stunting akan meningkatkan pemahaman dan kompetensi para pengelola KB dan sebagai acuan dalam upaya percepatan penurunan stunting," ujarnya.

Sebagaimana data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka prevalensi stunting di Kabupaten Bolaang Mongondow 30 persen.

Angka tersebut kemudian turun menjadi 28,4 persen sebagaimana data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, sementara target angka prevalensi stunting di tahun itu sebesar 15,99 persen.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top